Selasa 07 Jan 2025 17:10 WIB

Pemkot Batam Gencarkan Sosialisasi Peningkatan Kewaspadaan HMPV

Letak geografis Batam berdekatan dengan negara seperti Malaysia dan Singapura.

Sejumlah penumpang kapal yang sakit mendapatkan pelayanan kesehatan di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). Otoritas kesehatan (KKP) di pelabuhan tersebut meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap penumpang kapal yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya seperti gejala flu dan demam yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV).
Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Sejumlah penumpang kapal yang sakit mendapatkan pelayanan kesehatan di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). Otoritas kesehatan (KKP) di pelabuhan tersebut meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap penumpang kapal yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya seperti gejala flu dan demam yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah penyebaran wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV). Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Selasa (7/1/2025), mengatakan hingga kini belum ditemukan kasus HMPV di Batam.

"Seluruh akun media sosial kami dan di puskesmas saat ini mulai kami gencarkan. Selain itu, kami juga mengedarkan imbauan dari Kementerian Kesehatan terkait pencegahan dan penanganan HMPV," ujar Didi.

Baca Juga

Hal itu merupakan langkah antisipasi, mengingat letak geografis Batam yang berdekatan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, sehingga diperlukan pengawasan ganda pada pintu masuk internasional.

"Kita belum menemukan adanya warga yang terjangkit HMPV di Batam," ujar Didi.

Dengan begitu, Didi juga mengimbau agar masyarakat Batam dapat lebih peduli dan mulai menerapkan beberapa langkah protokol kesehatan seperti kembali mencuci tangan secara teratur, serta penggunaan masker di kerumunan.

"Langkah-langkah seperti mencuci tangan secara teratur, menggunakan masker, dan menghindari kerumunan menjadi fokus utama dalam upaya pencegahan ini," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengatakan HMPV yang dikabarkan di media massa akhir-akhir ini sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak lama dan bukan penyakit mematikan. Namun publik tetap perlu melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti istirahat yang cukup.

"Apakah HMPV ini ada di Indonesia? HMPV ini sudah ada di Indonesia sudah lama. Kalau dicek, apakah sekarang ada? Ada. Mungkin teman-teman juga yang ada di depan saya ini kalau dicek, ada juga yang kena kalau batuk-batuk," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai acara pelepasan Peserta Fellowship Kardiointervensi ke China dan Jepang di Jakarta, Senin (6/1/2025).

Budi menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang ditemukan pada 2001 dan sudah beredar di seluruh dunia sejak itu, dan selama ini tidak ada kejadian besar akibat itu. Selain itu, dia pun menepis pemberitaan tentang naiknya kasus HMPV di China.

"Nomor dua, apakah HMPV naik tinggi di China pada 2024? Tidak benar juga. Sudah dibantah sama Pemerintah China, sudah dibantah juga oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Jadi itu hoaks berita itu, ya, teman-teman," kata Budi menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement