Selasa 07 Jan 2025 14:51 WIB

Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Implementasi Outcome Education

Arah masa depan perguruan tinggi ditentukan dari AI and Personalized Learning.

Belum lama ini, muncul konsep Outcome-Based Education (OBE) sebagai pendekatan kurikulum inovatif dalam pendidikan tinggi.
Foto: dok Republika
Belum lama ini, muncul konsep Outcome-Based Education (OBE) sebagai pendekatan kurikulum inovatif dalam pendidikan tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan kurikulum di perguruan tinggi seringkali menjadi tantangan baru bagi seluruh civitas akademika di perguruan tinggi. Implementasi kurikulum di perguruan tinggi ini menjadi kunci untuk memudahkan lembaga pendidikan tinggi dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu memenuhi kebutuhan industri dengan baik.

Belum lama ini, muncul konsep Outcome-Based Education (OBE) sebagai pendekatan kurikulum inovatif dalam pendidikan tinggi. Menurut Ricky Sediawan, pustakawan Universitas Nusa Mandiri (UNM), yang mengikuti webinar Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi Dalam Implementasi Outcome Education, diselenggarakan Perpustakaan Nasional dan FPPTI pada Senin 16 Desember 2024, Outcome Based Education (OBE) merupakan pendekatan kurikulum yang berfokus pada hasil.

Baca Juga

“Dalam penerapan OBE, bukan hanya pemaparan materi di kelas, tetapi juga berfokus pada persiapan lulusan agar memiliki kemampuan yang siap diaplikasikan dalam dunia kerja,” katanya dalam rilis yang diterima, Selasa (8/1/2024).

Sebagaimana dengan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kata Ricky melalui penerapan program ini perguruan tinggi akan lebih siap untuk memastikan bahwa lulusannya memiliki kemampuan untuk bersaing dalam skala global.

Pada acara tersebut, hadir Dr Ir Ramzi Andriman, Wakil Dekan dan Keuangan Fakultas Teknik Universitas Syah Kuala sebagai narasumber, yang mengatakan bahwa masa depan perpustakaan perguruan tinggi harus dapat menjadi pendukung dalam proses belajar dan mengajar di perguruan tinggi yang dapat menghasilkan SDM yang bermutu.

“Arah masa depan perguruan tinggi ditentukan dari AI and Personalized Learning, merekomendasi sumber daya manusia yang disesuaikan dengan jalur pembelajaran, Extended Reality Integration, pengalaman pembelajaran imersif (penggunaan AR/VR). AR, Augmented Reality, teknologi yang memadukan elemen-elemen dunia nyata dengan elemen-elemen virtual atau digital. Sedangkan VR, Virtual Reality, pengguna sering merasa bahwa mereka berada dalam lingkungan yang sepenuhnya berbeda, dan mereka dapat berinteraksi dengan objek virtual melalui gerakan fisik mereka,” paparnya saat menyampaikan materi webinar.

Selanjutnya ada, Open Educational Resources, memperluas akses ke bahan pembelajaran berkualitas dengan biaya yang efektif, Data Driven Decision Making, menggunakan analitik untuk mengoptimalkan layanan dan sumber daya perpustakaan dan Collaboration Global Network, menghubungkan pelajar dan peneliti di seluruh dunia.

“Itu semua adalah arah masa depan perguruan tinggi yang harus dilakukan untuk era global saat ini. Yang mana akan menjadi perpustakaan impian peguruan tinggi sebagaimana yang disebutkan dalam - Konsep perpustakaan modern yang mendukung Outcome Based Education (OBE) dan Permendikbudristek No. 53/2023,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi harus dapat sebagai pusat sumber pembelajaran berbasis capaian.

“Dengan didukung oleh koleksi digital (E-book, Jurnal Online dan Database) yang disesuaikan dengan capaian pembelajaran setiap program studi serta pengembangan kompetensi 4C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration dan Communication),” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement