Sabtu 04 Jan 2025 13:44 WIB

Menteri Lingkungan Hidup: Sampah di Pantai Bali Kiriman dari Jawa

Sampah kiriman itu terdampar, salah satunya di pesisir Pantai Kuta.

Wisatawan bersantai di dekat sampah yang berserakan saat liburan Natal di Pantai Kuta, Badung, Bali, Rabu (25/12/2024). Sepanjang pantai tersebut dipenuhi sampah kiriman berupa kayu, bambu, dan plastik akibat gelombang tinggi disertai angin kencang yang terjadi di kawasan itu sejak awal bulan Desember 2024.
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan bersantai di dekat sampah yang berserakan saat liburan Natal di Pantai Kuta, Badung, Bali, Rabu (25/12/2024). Sepanjang pantai tersebut dipenuhi sampah kiriman berupa kayu, bambu, dan plastik akibat gelombang tinggi disertai angin kencang yang terjadi di kawasan itu sejak awal bulan Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan sampah kiriman yang terdampar di beberapa pesisir pantai di Bali sebagian besar berasal dari aliran sungai di Pulau Jawa. Sungai-sungai itu bermuara di Laut Jawa.

“Sampah ini akan mengikuti arus terus bergerak ke arah timur, kemudian selatan dan sebagian terdampar di pantai Bali,” kata Hanif Faisol Nurofiq di sela aksi bersih sampah laut di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.

Baca Juga

Dia menjelaskan sampah laut itu terjadi saat angin musim barat yang terjadi pada Oktober-Maret tiap tahun.

Dalam sambutannya, Menteri LH memperkirakan jumlah sampah kiriman yang ditemukan di pesisir Bali pada 2024-2025 lebih tinggi dibandingkan pada 2020-2021 yang mencapai sekitar 6.000 ton dan pada 2023 sekitar 2.900 ton.

Sampah kiriman itu terdampar, salah satunya di pesisir Pantai Kuta, Pantai Kedonganan dan pantai lainnya yang selama ini menjadi daya tarik wisata. Peningkatan timbunan sampah itu, lanjut dia, dipicu peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas yang tidak ramah lingkungan.

Tak hanya dari aliran sungai di Pulau Jawa, lanjut dia, sampah laut kiriman di Pantai Kuta tersebut juga berasal dari negara lain, meski ia tidak menyebutkan detail asal negara tersebut.

“Bahkan, berdasarkan data timbunan sampah yang terbawa di Pantai Kuta ini sebagian dari negara lain,” ucapnya ketika memberikan sambutan.

Selain mendarat di pesisir Bali, lanjut dia, sampah laut yang terbawa arus tersebut juga sampai di pesisir Afrika tepatnya di Madagaskar. “Jadi ini perjalanan sampah dari hilir Pulau Jawa sampai Madagaskar,” ucapnya.

Menyikapi kondisi tersebut, Hanif menyebutkan bahwa pihaknya akan membangun program kali (sungai) bersih dari sampah dengan menyasar sungai-sungai utama.

Adapun target pertama, yakni menyasar tiga hingga empat sungai yang ada di destinasi wisata unggulan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). “Dari 17 destinasi wisata unggulan dari Kemenpar, saya minta tiga-empat yang kami selesaikan sampahnya dulu tahun ini,” imbuhnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement