REPUBLIKA.CO.ID, SALVADOR -- Pemerintah Brasil menyelamatkan 163 warga negara China dari kondisi "seperti perbudakan" di sebuah lokasi konstruksi di timur laut Brasil, Salvador. Perusahaan mobil listrik asal China, BYD saat ini sedang membangun pabrik di lokasi tersebut, menurut laporan ABC News.
Kantor Kejaksaan Tenaga Kerja Brasil merilis rekaman yang menunjukkan asrama dengan tempat tidur yang tidak dilengkapi kasur dan kamar tanpa tempat penyimpanan barang pribadi, seperti dilaporkan Anadolu pada Rabu (25/12/2024). Lokasi asrama terletak di Camacari, kawasan metropolitan Salvador.
Kondisi tak layak membuat pekerja terpapar sanitasi yang kritis, termasuk satu toilet untuk setiap 31 orang, kata kantor kejaksaan. Pekerja bangun pukul 04.00 pagi untuk antre menggunakan fasilitas sebelum memulai shift kerja mereka pada pukul 05.30 pagi, tambah laporan tersebut.
Para jaksa mengatakan, pekerja-pekerja tersebut direkrut di China oleh Jinjiang Construction Brazil, sebuah perusahaan kontraktor di lokasi bangunan tersebut. Perusahaan tersebut diduga menyita paspor para pekerja, menahan 60 persen dari upah mereka, dan mengharuskan mereka yang berhenti untuk membayar tiket pesawat pulang serta biaya terkait lainnya.
Upaya untuk menghubungi Jinjiang Construction di Brasil tidak berhasil, karena tidak ada nomor telepon atau alamat surat elektronik yang tersedia. BYD, salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia, mengatakan, mereka akan segera mengakhiri kontrak dengan Jinjiang dan sedang menjajaki langkah-langkah yang lebih tepat.
Perusahaan tersebut memastikan bahwa pekerja yang diselamatkan akan ditempatkan sementara di hotel-hotel terdekat dan tidak akan mengalami penderitaan lebih lanjut. BYD menambahkan bahwa mereka baru-baru ini telah meminta "penyesuaian" terhadap kondisi kerja dari para kontraktornya.