Jumat 20 Dec 2024 20:51 WIB

Mengapa Norwegia 'Ogah' Melawan Israel di Kualifikasi Piala Dunia?

Norwegia ternyata telah lama berperan membangun sepak bola Palestina.

Orang-orang berdemonstrasi untuk mendukung Palestina di Oslo, Norwegia, 19 Mei 2021.
Foto: EPA/Berit Roald
Orang-orang berdemonstrasi untuk mendukung Palestina di Oslo, Norwegia, 19 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Presiden Federasi Sepak Bola Norwegia (NFF) telah meminta FIFA untuk menyelidiki Israel atas pelanggaran kemanusiaan menjelang pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara kedua negara. Mereka juga meminta FIFA mempertimbangkan sanksi bagi tim nasional Israel. 

Menurut media Norwegia NRK, Presiden NFF Lise Klaveness mengatakan bahwa asosiasinya mendukung seruan pemerintah Norwegia untuk mengakhiri Perang Israel-Hamas dan menghentikan serangan terhadap warga sipil Gaza. Dia menambahkan bahwa NFF mengadvokasi FIFA untuk menimbang sanksi terhadap Israel. 

Baca Juga

“Sulit bagi kami melihat ini dari aspek olahraga semata,” kata Klaveness, seperti dilansir NRK, Kamis. “Tidak seorang pun dari kita bisa tetap acuh tak acuh terhadap serangan tidak proporsional yang dilakukan Israel terhadap penduduk sipil di Gaza dari waktu ke waktu.”

FIFA mengumumkan pengelompokan pertandingan penyisihan Piala Dunia 2026 pada Jumat pekan lalu. Israel dan Norwegia akan berhadapan pada Maret 2025. Semua pertandingan kualifikasi akan selesai pada bulan November, dan semua pemenang akan berangkat ke Piala Dunia di Amerika Utara.

Tuntutan Norwegia muncul setelah FIFA mengatakan pada bulan Oktober bahwa mereka tidak akan menskors Israel tetapi akan menyelidiki klaim diskriminasi terhadap pemain dan ofisial sepak bola Palestina.

Klaveness juga mengungkapkan mengapa hal ini penting untuk Norwegia. “Kami lebih dekat dengan kawasan ini dan Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) dibandingkan dengan sebagian besar federasi Eropa lainnya," kata dia.

Menurutnya, federasi sepak bola Norwegia sepuluh tahun belakangan telah mendidik pelatih sepak bola wanita di Palestina. Mereka juga menciptakan kegiatan sepak bola untuk anak-anak di sekolah dan kamp pengungsi. 

Semua upaya Norwegia memajukan sepak bola Palestina itu sia-sia belakangan. PFA mengatakan setidaknya 92 pemain sepak bola Palestina syahid dalam agresi Israel di Gaza. Serangan itu juga membuat infrastruktur sepak bola hancur, liga-liga ditangguhkan dan tim nasionalnya harus bermain di kualifikasi Piala Dunia di luar negeri. 

Norwegia sejak awal sudah memiliki sikap tersendiri terhadap Israel. Partai Buruh pada tahun 1945 menganggap pembentukan negara Yahudi "tidak mungkin dan tidak adil". Usulan partai tersebut untuk masalah Yahudi adalah non-Zionis, yaitu mengasimilasi orang Yahudi ke negara Eropa masing-masing.

Norwegia juga menjadi penengah dalam Perjanjian Oslo pada 1993. Perjanjian damai tersebut berulang kali dilanggar Israel. Dalam perkembangan terkini, Norwegia jadi salah satu negara Eropa yang paling keras mengecam Israel atas serangan ke Gaza sejak 7 Oktober 2023. Mereka secara resmi mengakui kedaulatan Palestina pada Mei 2024, langkah yang membuat Israel meradang.

Bagaimanapun, pelatih kepala tim Norwegia, Ståle Solbakken, mengatakan meski akan ada diskusi antara semua pihak, timnya tidak takut bermain melawan Israel. "Saya kira akan ada banyak diskusi. Sepertinya sekarang akan netral," kata Solbakken kepada NRK terkait bermain tim Israel.

Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) mengatakan bahwa mereka menyambut baik “sikap prinsip” Klavness dalam pernyataannya pada hari Selasa.

photo
Genosida Atlet Palestina - (Republika)

“PFA menyampaikan apresiasi penuhnya atas pengakuan Norwegia atas pelanggaran yang sedang berlangsung terhadap warga sipil dan atlet Palestina, sejalan dengan komitmen jangka panjang mereka terhadap keadilan dan integritas olahraga internasional,” bunyi pernyataan PFA. Pernyataan Presiden Klaveness menggemakan sentimen jutaan orang di seluruh dunia yang percaya bahwa FIFA dan komunitas sepak bola internasional tidak bisa tinggal diam ketika pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia masih terjadi.

PFA menyatakan bahwa "pasukan pendudukan Israel secara sistematis menargetkan olahraga, atlet, dan infrastruktur Palestina, secara terang-terangan melanggar peraturan FIFA dan hukum kemanusiaan internasional" dan menambahkan bahwa Israel "secara sistematis melanggar undang-undang FIFA dengan menoleransi rasisme, berfungsi sebagai alat untuk aneksasi Israel atas wilayah pendudukan. wilayah, dan mendorong genosida yang sedang berlangsung di Gaza."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement