REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Justinus Lhaksana mengaku kecewa dengan sejumlah keputusan yang diambil Shin Tae-yong (STY) selama turnamen Piala AFF 2024 yang kini tengah berlangsung. Menurut Justin, keputusan-keputusan pelatih asal Korea Selatan itu dalam tiga pertandingan di Grup B membingungkan dan tidak pas.
"Gue frustrasi dengan STY. Ini sedikit flashback. Gue baru baca sebelum pertandingan ada perjanjian antara PSSI dan STY yakni timnas yang terdiri dari pemain U-22 pada ajang ini sebagai persiapan ke SEA Games 2025. Oke, gue bisa terima itu. Cuma lu (STY) tahu kualitas pemain Liga 1 ini tidak sebagus pemain senior kita, tapi kenapa sistem yang lu terapkan sama?" jelasnya dalam wawancara di kanal Jebreeet Media TV, Selasa (18/12/2024).
Menurutnya, dengan mayoritas pemain U-22 dan banyak di antara mereka bermain di Liga 1, seharusnya ada taktik dan strategi yang berbeda. Ia mengidentifikasi kelemahan pemain yang dipanggil STY saat ini ada pada akurasi operan.
Seharusnya dengan materi yang ada, STY harus menerapkan taktik bermain dengan jarak dekat. Inilah yang membuat Justin bingung dengan keputusan STY.
Tak hanya itu, ia juga menilai sudah waktunya STY berhenti bereksperimen dan mencoba-coba taktik atau pemain yang belum teruji kemampuannya.
"Pertanyaan berikutnya, kalau lawan Myanmar dan Laos tidak menurunkan pemain terbaik, gue bisa terima. Ini lawan Vietnam, lho! Kenapa lu nggak mainin (Pratama) Arhan, (Rafael) Struick, (Victor) Dethan, Robi Darwis dari awal? Dan jarak antarpemain itu jauh. Lawan Myanmar jelek mainnya. Lawan Laos lebih jelek lagi. Lawan Vietnam lebih ke bertahan saja. Kita hanya cetak dua peluang lawan Dethan. Itu yang bikin gue frustrasi kepada STY, bukan ke pemain," ungkapnya.