REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- China mendesak Israel untuk menghentikan operasi militer dan serangannya di Dataran Tinggi Golan, termasuk melalui kegiatan pembangunan pemukiman. Desakan itu diutarakan Wakil Perwakilan Tetap China untuk PBB Geng Shuang pada Selasa (17/12/2024).
"Kami menyatakan keprihatinan besar kami atas serangan udara Israel yang terus berlanjut baru-baru ini terhadap Suriah dan masuknya Israel ke wilayah Golan, serta klaim Israel untuk memperluas pemukiman di Golan," kata Geng kepada para anggota Dewan Keamanan PBB dalam pertemuan tentang Suriah.
"Kami menyerukan Israel untuk menghentikan tindakan ini," lanjutnya, menegaskan.
Perang Gaza telah mengakibatkan kekacauan yang tak ada habisnya dan menyebar ke negara-negara tetangga, tambah diplomat tersebut, sambil menyerukan untuk diakhirinya konflik tersebut. Sebelumnya, kepala otoritas pemerintahan Israel Benjamin Netanyahu pada awal Desember menyatakan bahwa perjanjian mengenai pelepasan pasukan dengan Suriah di Dataran Tinggi Golan, yang dicapai tak lama setelah Perang Yom Kippur tahun 1973, tidak lagi berlaku.
Hal tersebut, menurut Netanyahu, karena militer Suriah telah meninggalkan posisi mereka setelah jatuhnya pemerintahan Assad. Netanyahu kemudian memerintahkan tentara Israel untuk menduduki zona demarkasi dan posisi yang mengendalikannya.
Kepala pertahanan Israel Katz, pada gilirannya, memberi perintah kepada unit-unit tentara untuk bersiap menghadapi musim dingin di Dataran Tinggi Golan bagian Suriah. Sedangkan pada Ahad (15/12/2024), pemerintahan Netanyahu dengan suara bulat menyetujui rencana untuk melipatgandakan populasi Israel di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi.