Rabu 27 Nov 2024 18:35 WIB

Siap Hadapi Kemungkinan Putaran Kedua, RK: Kita Kontemplasi, Buat Strategi Ulang

RK mengaku siap untuk menerima berbagai masukan dari pihak terkait.

Rep: Bayu Adji P / Red: Teguh Firmansyah
Calon gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil saat konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2024).
Foto: Bayu Adji P
Calon gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil saat konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil harus puas suaranya bersama Suswono tidak menjadi yang tertinggi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count. Pasalnya, suara mereka kalah dibandingkan Pramono Anung-Rano Karno.

RK --sapaan Ridwan Kamil-- mengeklaim, hingga saat ini belum ada suara pasangan calon (paslon) yang menembus 50 persen plus satu. Artinya, peluang untuk berlangsungnya putaran kedua dalam Pilgub Jakarta masih sangat terbuka.

Baca Juga

"Ya kalau di internal kita hampir sama mendekati keakurasian dari hitung cepat. Jadi tidak ada yang tembus 50 persen," kata dia saat konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2024) s

RK mengaku siap untuk menerima berbagai masukan dari pihak terkait unfuk menghadapi putaran kedua. Apalagi, dinamika politik di Jakarta dapat dengan cepat berubah dalam waktu yang tak terduga.

"Nanti tentu akan jadi sebuah kontemplasi dan re-strategi terkait apa yang akan kita lakukan," kata dia.

Kendati demikian, RK mengatakan, pihaknya masih akan menunggu hasil penghitungan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jakarta. Pasalnya, hanya penghitungan KPU yang dapat dijadikan sumber resmi untuk menentukan putaran kedua.

Sambil menunggu hasil resmi, ia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan kampanye yang selama ini dilakukan, baik olehnya maupun oleh Suswono. Dengan begitu, Tim Pemenangan Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido) dapat melakukan perbaikan untuk melaksanakan kampanye di putaran kedua.

"Kami cek juga partisipasi publik ya, yang di lapangan cenderung turun dibanding pilkada lima tahun lalu. Itu juga mungkin harus dievaluasi berkurang partisipasinya di mana, di wilayah mana. Jadi intinya sambil nunggu kita evaluasi," kata dia.

Hingga saat ini, RK mengaku belum bisa mengungkapkan alasan pasangan Rido kalah dari Pramono-Rano. Namun, ia menilai, politik itu bukan matematika yang bisa diprediksi secara pasti.

Ia menyebutkan, terdapat banyak faktor yang menyebabkan suara pasangan Rido tak sesuai dengan prediksi awal. Namun, ia pasti akan melakukan evaluasi terkait hal itu.

"Poinnya hasil evaluasi, hasil hitung cepat ini justru baru mau akan dievaluasikan, mau baru akan dibahas, sehingga saya belum punya jawaban pasti dimensi-dimensinya seperti apa karena terlalu kompleks," kata dia.

Ketika ditanya soal kemungkinan mesin partai yang tak bekerja optimal dalam memenangkan pasangan Rido, RK mengatakan, hal itu menjadi salah satu hal yang akan dievaluasi. Evaluasi juga akan membahas mengenai pola komunikasi kepada warga Jakarta.

"Tapi poin utamanya di momen hari ini adalah dua putaran ini kelihatannya lebih menjadi faktual berdasarkan hitung cepat hitungan internal kami, dan kita lihat kalau konsistensinya sama ya tentunya mental kami harus tetap optimis untuk melaju ke putaran kedua," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement