REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia memperkuat kolaborasi untuk memperbesar pasar produk Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) berbasis kelapa sawit di Indonesia.
Upaya itu dilakukan melalui workshop UKMK Naik Kelas yang mengangkat tema “Strategi UKMK Kelapa Sawit Indonesia Dalam Menembus Pasar Ekspor Lidi Sawit” yang dilaksanakan di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah, mengatakan workshop UKMK seperti ini sangat strategis bagi BPDPKS. Terutama untuk melaksanakan arahan Presiden Prabowo Subianto dimana nanti target perekonomian Indonesia dapat tumbuh hingga delapan persen.
Dia menjelaskan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah dikontribusikan oleh sektor Usaha Kecil dan Menengah Koperasi atau UKMK. "UKMK Kabupaten Siak pun dapat berperan dalam mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi tersebut," katanya.
Helmi menjelaskan kontribusi sektor kelapa sawit dan turunannya yang sangat besar bagi perekonomian nasional. Ekspor kelapa sawit dan turunanya selama September 2024 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) telah menyumbang devisa negara sebesar 3,63 miliar dolar AS atau setara Rp 47,9 triliun.
Sedangkan selama tahun 2024, kontribusi sektor kelapa sawit dan turunannya terhadap devisa negara mencapai 21,4 miliar dolar AS atau setara Rp 339 triliun. "Tidak hanya itu, sektor kelapa sawit juga menyerap tenaga kerja hingga 16,5 juta, baik tenaga kerja langsung atau tidak langsung serta menghidupi lebih dari 66 juta orang Indonesia," katanya.
Menurut dia, efek kelapa sawit bagi perekonomian bangsa dan negara, bahkan dunia sangat besar. Saat ini, crude palm oil (CPO) Indonesia telah menguasai lebih dari 50 persn pasar global. Oleh karena itu, dia mengajak untuk terus mengkampanyekan kebaikan-kebaikan sawit karena Indonesia masih menghadapi kampanye negatif sawit secara sistemik hingga kini.
Dia menjelaskan jika Presiden Prabowo Subianto akan fokus kepada hilirisasi, energi dan pangan. Kelapa sawit sangat berperan di ketiga sektor tersebut. Saat ini, sudah ada 172 produk turunan kelapa sawit. "Kami berharap, dari Siak, tumbuh pelaku-pelaku UKMK sawit yang nantinya berkontribusi kepada perekonomian Indonesia," katanya.
Ketua Umum Aspekpir Indonesia, Setiyono, mengatakan potensi ekspor lidi sawit sangat besar. Khususnya yang dihasilkan dari anggota Aspekpir di Indonesia yang berasal dari pada anggota yang terhimpun ke dalam hampir 500 koperasi petani kelapa sawit dan ribuan kelompok tani sawit.
Menurut dia, upaya meningkatkan ekspor lidi sawit sangat penting untuk meningkatkan pendapatan petani sawit. "Lidi sawit sangat besar manfaatnya, bahan baku juga melimpah. Pasar ekspor sangat menjanjikan, tinggal bagaimana kemampuan produksi petani sawit anggota Aspekpir bisa ditingkatkan," katanya.
Dia berharap, inovasi teknologi penyerutan lidi sawit yang efektif dan efisien akan terus dihasilkan oleh putera-puteri bangsa. Dengan inovasi teknologi ini, diharapkan produksi lidi sawit meningkat. "Skala ekonominya masuk dan pasar ekspor bisa kita isi dengan maksimal," katanya.