REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tangis Santi (49 tahun) pecah saat ditemui oleh Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka ketika ia membuat laporan di layanan aduan 'Lapor Mas Wapres'. Santi menceritakan kalau ia sempat menjelaskan bagaimana kondisi keluarganya kepada orang nomor dua di Indonesia tersebut.
Warga Bogor, Jawa Barat tersebut mengatakan, sejumlah persoalan mulai dari anaknya yang masuk DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) hingga meminta bantuan sosial kepada Gibran. "Anak saya DTKS akhirnya sempat berhenti sekolah, terus saya bilang, Pak (Gibran) jangan sampai saya begitu-begitu terus saya ingin mendapatkan kayak orang-orang, beras, anak saya dibantu," kata Santi ketika ditemui awak media, Selasa (12/11/2024).
Ibu dua anak tersebut mengatakan, salah satu buah hatinya sempat mendapatkan bantuan berupa uang untuk buku sekolah senilai Rp 1 juta. Namun, karena keduanya sudah lulus sekolah, ia meminta Gibran untuk memberikan bantuan sosial (bansos). "Saya bilang, Pak (Gibran) anak saya sudah lulus, kapan saya dapat bantuan? Sekalian buat saya, buat hari tua saya," katanya.
Santi juga mengungkapkan keluh kesahnya yang selama ini kesulitan untuk mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) ketika kedua anaknya sekolah. Ia mengatakan, kesulitan tersebut dialaminya di Bogor dan Depok Februari lalu. "Di Depok saya ngajuin PKH selalu dibilang 'ntar aja', 'nggak bisa', katanya gitu. Akhirnya saya pindah ke Bogor, di Bogor selalu seperti itu diulur-ulur waktu," katanya.
Begitu mendengar adanya layanan aduan 'Lapor Mas Wapres', secercah harapan Santi pun tumbuh. Ia langsung berangkat dari Bogor menggunakan kereta untuk membuat aduan agar bisa dibantu. "Makanya saya langsung ke bapak (Gibran) biar cepet dapet, saya bilang pak (Gibran) biar saya nggak capek cari duit mulu, nggak laper cari makan terus," katanya.