Kamis 07 Nov 2024 19:14 WIB

Netanyahu Dihantam Skandal Kebohongan, Manipulasi Dokumen Hamas, Kobarkan Perang

Lima orang telah ditangkap soal kebocoran dokumen intelijen Israel tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Foto: EPA-EFE/GIL COHEN-MAGEN / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV --  Badai politik baru tengah menghantam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyusul penangkapan sejumlah orang terkait dugaan kebocoran dokumen rahasia dari kantor pemerintahannya.

Dokumen-dokumen yang dimaksud diduga merupakan salinan strategi militer Hamas yang ditemukan oleh intelijen militer Israel di Gaza. Namun ironinya, salinan tersebut kemudian dimanipulasi oleh tersangka orang dalam, atau dekat dari kantor perdana menteri Netanyahu dan lembaga pertahanan.

Baca Juga

Dokumen-dokumen tersebut kemudian disebut telah dibocorkan ke surat kabar Jerman, Bild, dan Jewish Chronicle Inggris, tepat saat kesepakatan gencatan senjata potensial untuk Gaza pada September tahun ini. Gencatan senjata itu pada akhirnya gagal. 

Tidak jelas bagaimana perubahan atau manipulasi pada dokumen-dokumen ini mungkin telah dilakukan. Namun dokumen-dokumen tersebut diyakini telah membuatnya tampak bahwa Hamas bermaksud menyelundupkan tawanan Israel yang ditahan di Gaza ke Mesir dan kemudian ke Iran atau Yaman. Padahal info itu tidak sesuai fakta. 

Di antara lima orang yang ditangkap karena dicurigai membocorkan dan memanipulasi intelijen adalah juru bicara perdana menteri, Eli Feldstein.

Otoritas tersebut telah melakukan penangkapan tersebut pada Jumat pekan lalu. Pengadilan Israel di Rishon LeTsiyon mengatakan penyelidikan bersama oleh tentara, polisi, dan dinas keamanan internal Israel, Shin Bet, telah membuat mereka mencurigai adanya pelanggaran keamanan nasional yang disebabkan oleh penyediaan informasi rahasia yang melanggar hukum. Pembocoran dokumen itu juga telah merugikan pencapaian tujuan perang Israel.

Kebocoran tersebut, kata hakim Menachem Mizrahi menimbulkan risiko terhadap informasi sensitif dan sumber intelijen”, dan merugikan upaya untuk mencapai “tujuan perang di Jalur Gaza” yakni pembebasan sandera. 

Netanyahu telah membantah adanya kesalahan yang dilakukan oleh anggota kantornya dan, menurut pernyataan yang dikeluarkan pada hari Sabtu, mengklaim bahwa ia baru mengetahui dokumen yang bocor tersebut melalui media.

Seberapa besar masalah kebocoran dokumen tersebut?

"Ini masalah besar," kata Mitchell Barak, seorang juru survei Israel dan mantan asisten politik beberapa tokoh politik senior Israel, termasuk Netanyahu, kepada Aljazirah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement