REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Netanyahu mengatakan ada terlalu banyak kesenjangan antara dia dan Gallant mengenai perang Israel di Gaza dan Lebanon.
Netanyahu telah menunjuk Menteri Luar Negeri Israel Katz sebagai menteri pertahanan baru dan menunjuk Gideon Saar di posisi Katz sebelumnya.
Dalam pernyataan yang mengumumkan pemecatan Gallant, PM Netanyahu mengatakan dia telah melakukan upaya untuk menjembatani perbedaan tersebut.
“Tetapi (perbedaan) mereka malah bertambah luas. Perpecahan ini bahkan diketahui publik dengan cara yang tidak biasa dan, yang lebih buruk lagi, diketahui oleh musuh-musuh kita, yang menyukainya dan mendapatkan keuntungan besar darinya,” katanya.
“Semakin besarnya pelanggaran kepercayaan antara saya dan Menteri Pertahanan telah diketahui publik, sehingga menghambat kelanjutan manajemen kampanye kami secara normal.”
Dalam sebuah postingan di X, segera setelah tersiar kabar tentang pemecatannya, Gallant menulis, “Keamanan Negara Israel telah dan akan selalu menjadi misi hidup saya."
Media Israel melaporkan bahwa keluarga tawanan yang masih ditahan di Gaza memprotes pemecatan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Laporan tersebut mengatakan bahwa pemecatan tersebut merupakan kelanjutan langsung dari upaya untuk menggagalkan kesepakatan korban penculikan.
Ia menambahkan bahwa para pengunjuk rasa menyatakan bahwa "kami menuntut menteri pertahanan yang akan datang untuk menyatakan komitmen eksplisit untuk mengakhiri perang dan melakukan kesepakatan komprehensif untuk segera memulangkan semua korban penculikan".