Rabu 06 Nov 2024 04:12 WIB

PBB: Jangan Sebut Perang di Gaza, Ini adalah Genosida

Albanese mengatakan niat atau tekad Israel untuk menghancurkan sangat jelas.

Seorang wanita Palestina menangisi jenazah anak-anak yang syahid akibat serangan udara Israel di rumah sakit Indonesia, Jalur Gaza utara, 18 November 2023.
Foto: AP Photo/Ahmed Alarini
Seorang wanita Palestina menangisi jenazah anak-anak yang syahid akibat serangan udara Israel di rumah sakit Indonesia, Jalur Gaza utara, 18 November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pelapor khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Palestina Francesca Albanese mengatakan bahwa apa yang terjadi di Jalur Gaza bukanlah perang tetapi genosida.

"Jangan sebut ini 'perang'. Ini adalah genosida. Motifnya tidak relevan," kata Albanese melalui media sosial di X pada Selasa (5/11).

Baca Juga

Albanese mengatakan niat atau tekad Israel untuk menghancurkan sangat jelas dan tidak terbantahkan. Begitu jelas juga keterlibatan negara-negara lain.

“Banyak cara yang dilakukan Israel untuk menghancurkan warga Palestina di Gaza. Menciptakan kondisi kehidupan yang tidak dapat berkelanjutan dan tidak manusiawi adalah yang paling kompleks dan kejam," katanya.

Pernyataannya muncul setelah Philippe Lazzarini, Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, mengatakan pada Senin (4/11) bahwa bantuan kemanusiaan harian untuk Gaza merupakan yang terendah dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya karena rata-rata hanya 30 truk yang masuk setiap hari pada Oktober.

Lazzarini menekankan bahwa jumlah tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan 2 juta orang yang kelaparan dan sakit dan hanya mewakili 6 persen pasokan yang diizinkan masuk ke Gaza sebelum Oktober 2023.

Israel terus melancarkan serangan dahsyat di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serbuan tanpa jeda Israel telah menewaskan hampir 43.400 orang dan membuat wilayah itu hampir tidak dapat dihuni.

Israel menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di daerah kantong yang diblokade tersebut.

 

sumber : Antara/Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement