Ahad 03 Nov 2024 18:42 WIB

Persepi Diimbau Jernihkan Survei terkait Pilgub Jawa Tengah

Hasil survei berbeda LSI dan SMRC di Pilgub Jateng jangan sampai bingungkan publik.

Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 1, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi), dan nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), mengikuti debat perdana Pilgub Jateng 2024 yang digelar di Marina Convention Centre, Kota Semarang, Rabu (30/10/2024) malam
Foto: Kamran Dikarma/Republika
Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 1, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi), dan nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), mengikuti debat perdana Pilgub Jateng 2024 yang digelar di Marina Convention Centre, Kota Semarang, Rabu (30/10/2024) malam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pilgub Jawa Tengah 2024 semakin menjadi sorotan masyarakat. Terlebih dengan adanya hasil survei Lingkaran Survei Indonesia dan SMRC yang berbeda. Persepi, organisasi yang menaungi lembaga survei di Indonesia belum berkomentar terkait perbedaan hasil survei tersebut.

Masyarakat luas, terlebih pemerhati konstelasi Pilkada di Jawa Tengah bertanya, mengapa Persepi belum bersikap terkait hal tersebut. Padahal sebelumnya Persepi bereaksi keras saat rilis Pilgub DKI Jakarta 2024. Meskipun LSI Denny JA tak tergabung dalam Persepi, organisasi survei tersebut diharapkan bisa menjembatani perbedaan hasil survei antar lembaga.

Baca Juga

Dua lembaga survei, LSI Denny JA dan SMRC menyajikan hasil yang bertolak belakang mengenai pasangan calon unggulan. Survei LSI Denny JA menunjukkan pasangan Ahmad Luthfi–Taj Yasin unggul secara signifikan. Direktur LSKP-LSI Denny JA, Sunarto Ciptoharjono, mengungkapkan bahwa survei mereka menunjukkan elektabilitas Ahmad Luthfi – Taj Yasin mencapai 46.8%, jauh di atas pasangan Andika Perkasa – Hendrar Prihadi. Sunarto menegaskan bahwa survei tersebut dilakukan dengan metode multi stage random sampling untuk menjaga keakuratan data yang didapatkan.

“Untuk Jawa Tengah, pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin itu unggul dengan 46.8%, sedangkan pesaingnya Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi mendapatkan 28.2%,” ujar Sunarto Ciptoharjono dalam rilisnya, Sabtu (2/11/2024).

LSI Denny JA melaksanakan survei pada periode 16-22 Oktober dengan 800 responden. Metode pengambilan data menggunakan wawancara tatap muka untuk memastikan kredibilitas hasil. Namun, dengan hasil survei yang berlawanan dari SMRC, persepsi publik terhadap proses survei ini semakin meragukan.

Sementara SMRC justru mengunggulkan pasangan Andika Perkasa – Hendrar Prihadi. Publik pun dibuat bingung dengan hasil yang berbeda ini. Dalam laporannya mengunggulkan pasangan Andika Perkasa – Hendrar Prihadi dengan elektabilitas mencapai 48.1%. Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, mengonfirmasi bahwa survei ini melibatkan 1210 responden dan mengklaim bahwa hasil mereka mencerminkan dukungan kuat terhadap pasangan Andika – Hendrar di Jawa Tengah.

“Andika Perkasa - Hendrar Prihadi mendapat dukungan 48.1%, sementara pasangan Ahmad Lutjfi - Taj Yasin 47.5%,” ucap Deni Irvani dalam rilis temuan surveinya.

Survei SMRC dilaksanakan pada periode 17-22 Oktober 2024. Deni menyatakan bahwa dengan margin of error 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, data ini merupakan hasil yang solid dan dapat dipercaya. Namun, dengan perbedaan signifikan dalam hasil antara SMRC dan LSI Denny JA, banyak yang mempertanyakan akurasi metodologi keduanya.

Sementara itu, Persepi belum memberikan tanggapan terkait perbedaan hasil yang muncul antara kedua lembaga survei tersebut. Keputusan untuk diam ini memunculkan kritik dari berbagai pihak yang menilai bahwa Persepi seharusnya turut bertanggung jawab dalam menjaga kredibilitas lembaga survei di Indonesia.

Persepi, sebagai organisasi yang menaungi lembaga survei opini publik, dituntut untuk bersikap tegas dan memberikan penjelasan kepada masyarakat. Namun, ketidakmunculan suara dari Persepi menimbulkan kekhawatiran bahwa lembaga survei besar seperti SMRC dan LSI Denny JA bisa memberikan hasil yang saling bertentangan tanpa adanya klarifikasi.

Dalam situasi ini, persepsi masyarakat terhadap kredibilitas lembaga survei pun dipertaruhkan. Publik berharap Persepi memberikan penjelasan terkait perbedaan ini untuk menghilangkan kebingungan yang terus berkembang di tengah masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement