Ahad 03 Nov 2024 18:36 WIB

Dorong Hilirisasi, Pemerintah akan Kembangkan Rumput Laut Jadi Bioavtur

Hilirisasi rumput laut diharapkan mampu menghasilkan nilai tambah.

Rep: Dian Fath/ Red: Hasanul Rizqa
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan rencana pemerintah untuk segera merealisasikan hilirisasi rumput laut. Komoditas itu akan dikembangkan untuk menjadi produk bahan bakar, yakni bioavtur.

Menteri Rosan Roeslani menyampaikan hal itu usai mengikuti rapat koordinasi terbatas Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian bersama tujuh kementerian pada hari ini.

Baca Juga

“Ya, insya Allah kami akan sesegera mungkin. Tapi, kami masih berkomunikasi dengan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) sekarang,” ujar Menteri Rosan di Jakarta, Ahad (3/11/2024).

Ia pun menegaskan komitmen pemerintah untuk mengoptimalkan potensi sumber daya laut di Indonesia. Menurutnya, produksi rumput laut di dalam negeri begitu besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bioavtur yang ramah lingkungan.

“Kita (Indonesia) nomor dua penghasil terbesar rumput laut di dunia. Untuk rumput laut tropis, kita nomor satu,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, riset terkait potensi rumput laut untuk bioavtur telah dilakukan bersama dengan KKP. Hingga saat ini, hilirisasi komoditas tersebut sudah memiliki gambaran yang strategis agar dapat dilaksanakan.

“Kita sudah ada gambaran awal dan memastikan potensi-potensi serta prioritasnya,” tambahnya.

Ada sejumlah daerah penghasil rumput laut di Tanah Air. Di antaranya adalah Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena itu, lanjut Rosan, hilirisasi yang dapat menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan ini patut didukung.

"Meskipun Indonesia kaya akan sumber daya ini, pemanfaatan rumput laut untuk bioavtur masih belum maksimal. Sehingga, nilai tambah ini bisa kita jalankan secara lebih cepat,” kata mantan wakil menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.

Menurut data dari KKP, total potensi lahan budidaya rumput laut di Indonesia mencapai 12 juta hektare. Namun, dari luasan itu, baru 0,8 persen yang telah dimanfaatkan.

Pada 2022, Indonesia menghasilkan 9,23 juta ton rumput laut. Adapun varian Cottonii menjadi yang terbanyak. Menurut Rosa, fakta itu mencerminkan besarnya peluang hilirisasi yang masih terbuka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement