Rabu 02 Oct 2024 11:17 WIB

Sekjen PBB: Hindari Perang Habis-habisan di Lebanon!

Guterres menekankan komitmennya untuk melanjutkan upaya perundingan.

Bangunan hancur akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada Sabtu 28 September 2024.
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Bangunan hancur akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada Sabtu 28 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, HAMILTON - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan perang habis-habisan di Lebanon harus dihindari dengan segala cara. Seruan tersebut disampaikan menyusul kecaman atas meningkatnya konflik di Lebanon yang dipicu serangan udara Israel yang telah berlangsung lebih dari sepekan terakhir.

"Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan meningkatnya konflik di Lebanon. Kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon harus dihormati,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, Selasa (1/10).

Baca Juga

Guterres, kata Dujarric, telah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati guna memastikan bahwa seluruh sistem PBB di Lebanon digerakkan untuk membantu semua orang yang membutuhkan di negara itu.

"Sekretaris Jenderal mengimbau masyarakat internasional untuk segera mendukung seruan kemanusiaan senilai 426 juta dolar AS (sekitar Rp6,4 triliun) yang diluncurkan hari ini di Beirut," kata Dujarric.

Guterres juga menekankan komitmennya untuk melanjutkan upaya perundingan. Dia juga berjanji bahwa staf PBB di lapangan akan terus berupaya meredakan situasi.

Sejak 23 September, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan kelompok Hizbullah di Lebanon. Serangan Israel menewaskan lebih dari 1.057 orang dan melukai lebih dari 2.950 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Beberapa pemimpin Hizbullah tewas dalam serangan itu, termasuk sekretaris jenderal Hassan Nasrallah.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina, Hamas, Oktober tahun lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement