Jumat 27 Sep 2024 17:01 WIB

Ini Biang Kerok Stunting di Kabupaten Belitung, Begini Penjelasannya

UI edukasi tentang gizi untuk tekan stunting di Belitung.

Ilustrasi gerakan anak bebas stunting.
Foto: ANTARA/HO-Adaro
Ilustrasi gerakan anak bebas stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menggelar pengabdian masyarakat dengan memberikan edukasi gizi yang difokuskan pada kader posyandu dan remaja putri di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menekan angka stunting.

Prevalensi stunting di Kabupaten Belitung menunjukkan peningkatan yang signifikan, mencapai 20,8 persen berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023.

Baca Juga

“Salah satu penyebab stunting di Kabupaten Belitung diperkirakan berasal dari pola asuh dan pola makan yang kurang tepat," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) FKM UI Diah M Utari di Kampus UI Depok, Jumat.

Ia mengatakan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sebagai periode krusial untuk mencegah stunting pada anak.

Selain itu, katanya, kalangan remaja sebagai calon ibu perlu dipersiapkan status gizinya agar kelak siap menghadapi masa kehamilan.

Kegiatan ini, melibatkan pengembangan berbagai bahan edukasi, seperti booklet, leaflet, serta permainan interaktif untuk membantu menyebarkan informasi penting mengenai pencegahan stunting.

Kegiatan itu, melibatkan kader berasal dari 19 posyandu di Kecamatan Sijuk serta remaja putri dari SMAN 1 Sijuk. Mereka mendapatkan materi tentang edukasi gizi dalam kegiatan itu.

Materi yang disampaikan kepada kader posyandu meliputi gizi ibu hamil dan balita, cara membaca hasil penimbangan pada kartu menuju sehat (KMS), serta menu makanan sehat.

Remaja putri diberikan edukasi mengenai gejala, dampak, dan pencegahan anemia serta hubungan anemia dengan stunting.

Salah satu aktivitas interaktif yang diikuti peserta dalam kegiatan itu, yakni membuat simulasi “Isi Piringku” pedoman gizi seimbang yang disusun Kementerian Kesehatan, di mana peserta diminta menggambar atau menempel bahan pangan sesuai kategori makanan.

“Para peserta menunjukkan keterampilan yang baik dalam menyusun menu gizi seimbang. Harapannya, pengetahuan ini bisa disebarkan kepada ibu hamil dan ibu balita untuk menekan angka stunting,” ujar Diah.

Sejumlah remaja putri yang mengikuti kegiatan ini juga mengakui bahwa pola makan mereka belum sepenuhnya mengikuti pedoman gizi seimbang, dan banyak yang belum mengetahui hubungan antara anemia dan stunting.

Kegiatan ini juga mendapatkan apresiasi dari Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung Rohami.

“Kader posyandu memiliki peran penting sebagai penyebar informasi gizi di masyarakat, terutama untuk ibu hamil dan ibu balita. Edukasi kepada kader posyandu adalah langkah yang sangat tepat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat,” katanya.

Kepala SMAN 1 Sijuk Eny Susilowati menyambut baik kegiatan ini karena sejalan dengan program rutin sekolah tersebut dalam memberikan edukasi anemia dan konsumsi tablet tambah darah (TTD).

"Kami berharap kegiatan seperti ini bisa dilanjutkan tahun depan,” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement