Rabu 25 Sep 2024 15:55 WIB

Hizbullah Tembakkan Rudal ke Arah Markas Mossad di Tel Aviv

Bangunan itu diduga menjadi tempat perencanan untuk menyabotase pager Lebanon.

Roket Hizbullah
Foto:

Tidak ada laporan kerusakan atau korban di Israel dan militer mengatakan tidak ada perubahan pada instruksi pertahanan sipil untuk Israel tengah.

Angkatan Udara Israel mengatakan dalam sebuah posting di X bahwa pesawatnya telah menyerang peluncur tempat rudal itu ditembakkan di daerah Nafakhiyeh di Lebanon.

Rudal Israel 

Israel telah melancarkan serangan ke Lebanon secara terencana dalam sepekan terakhir. Dari mulai serangan terhadap telekomunikasi Hizbullah berupa ledakan pager dan walkie talkie hingga gempuran secara langsung yang menewaskan lebih dari 500 orang.

Serangan itu disusun dengan melibatkan beragam pihak, termasuk badan intelijen Israel Mossad. Hingga kini gempuran terus berlangsung dan baru pembukaan. Israel sepertinya hendak membuat Lebanon seperti Jalur Gaza.

Lantas bagaimana Hizbullah bisa membalas Israel?

Hizbullah mempunyai senjata yang memang lebih terbatas jika dibandingan dengan Israel yang punya jet tempur. Salah satu senjata andalan Hizbullah adalah rudal jarak menengah. Rudal tersebut memiliki jangkauan lebih dari 100 kilometer.

"Pasukan perlawanan menggunakan jenis rudal baru mereka, Fadi-3, untuk melancarkan serangan ke pusat logistik Shimshon milik pasukan musuh," kata posting kelompok tersebut lewat Telegram.

Gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah, telah melakukan serangan rutin sejak awal Oktober tahun lalu terhadap posisi militer rezim Israel sebagai balasan atas serangan rezim pendudukan terhadap Gaza dan Lebanon selatan.

Israel melancarkan perang brutalnya di Gaza yang terkepung pada 7 Oktober setelah Hamas melakukan operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap entitas pendudukan tersebut sebagai balasan atas kekejaman yang meningkat terhadap rakyat Palestina.

Israel telah memberlakukan pengepungan total di wilayah yang padat penduduk itu, memutus pasokan bahan bakar, listrik, makanan, dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.

Sementara itu, Amerika Serikat pada Senin (23/9) mengumumkan pengiriman "sejumlah kecil" pasukan tambahan ke Timur Tengah. 

AS memiliki sekitar 40 ribu tentara yang ditempatkan di kawasan tersebut. Juru bicara Departemen Pertahanan AS (Pentagon) Mayjen Patrick Ryder tidak menyebutkan berapa banyak pasukan baru yang akan dikirim.

"Mengingat ketegangan meningkat di Timur Tengah dan sebagai bentuk kewaspadaan, kami mengirimkan sejumlah kecil personel militer AS tambahan untuk memperkuat pasukanyang sudah ada di kawasan tersebut," kata Ryder kepada wartawan, menurut berbagai laporan media.

"Saya tidak akan berkomentar atau memberikan informasi secara spesifik," katanya.

Pesawat-pesawat tempur Israel menggempur Lebanon selatan hingga utara sepanjang Senin, yang Israel sebut ditujukan untuk menyerang sasaran-sasaran Hizbullah.

Pihak berwenang Lebanon mengatakan sedikitnya 356 orang, termasuk 21 anak-anak, tewas dan 1.246 orang lainnya luka-luka akibat gempuran tersebut. Ribuan orang terpaksa lari menyelamatkan diri.

"Agresi Israel ini merupakan sebuah skema yang ditujukan untuk menghancurkan desa-desa dan kota-kota Lebanon serta menghilangkan semua ruang terbuka hijau," kata Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement