Rabu 25 Sep 2024 10:36 WIB

Media Israel Ini Percaya Hizbullah Lebanon Masih Kuat dan Mampu Serang Israel

Israel melakukan serangan ke Lebanon markas Hisbullah

Hizbullah - ilustrasi. Israel melakukan serangan ke Lebanon markas Hizbullah

Sebelumnya, sebanyak 32 orang gugur dan sekitar 3.000 pejuang Hizbullah Lebanon terluka pada hari Selasa (17/9/2024) di Lebanon selatan dan pinggiran selatan Beirut setelah radio pager mereka meledak, dalam sebuah operasi yang kemungkinan besar dilakukan oleh Israel.

aringan ABC News Amerika dan surat kabar Israel Yediot Aharonot mengutip sumber intelijen Amerika Serikat yang mengatakan bahwa Israel memiliki andil dalam pembuatan perangkat komunikasi radio “pager” yang meledak pada anggota Hizbullah Lebanon pada Selasa (17/9/2024) lalu, sementara Taiwan telah mulai menyelidiki produsennya.

Sumber intelijen tersebut menjelaskan bahwa perencanaan Israel untuk meretas rantai pasokan seperti ini telah berlangsung sekitar 15 tahun.

Sumber tersebut menambahkan bahwa skema Israel melibatkan perusahaan-perusahaan fiktif dan kamuflase dari perwira intelijen Israel untuk memproduksi pager tersebut, dan mencatat bahwa beberapa orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut tidak menyadari untuk siapa mereka sebenarnya bekerja.

Dia menjelaskan bahwa Badan Intelijen Pusat AS (CIA) ragu-ragu untuk menggunakan metode ini karena bahayanya bagi orang-orang yang tidak bersalah.

Seorang juru bicara pemerintah Hungaria dikutip oleh ABC News mengatakan bahwa pager tersebut tidak pernah berada di Hungaria, perusahaan tersebut merupakan perantara komersial, dan tidak memiliki tempat produksi atau operasi di Hungaria.

Pemeriksaan di Taiwan

Sementara itu, jaksa penuntut di Taiwan menanyai presiden dan pendiri perusahaan pager tersebut pada Kamis malam dan kemudian membebaskannya.

Presiden dan pendiri Gold Apollo yang berbasis di Taiwan, Xu Ching-kuang, mengatakan bahwa perusahaannya tidak memproduksi perangkat yang digunakan dalam serangan tersebut, melainkan BAC yang berbasis di Budapest, yang memiliki lisensi untuk menggunakan merek dagangnya.

photo
Persenjataan Hizbullah - (CSIS)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement