Rabu 25 Sep 2024 14:49 WIB

Swedia: Iran di Balik SMS Serukan Balas Dendam Atas Pembakaran Alquran

Kelompok Iran dinilai telah mengirim sekitar 15 ribu teks dalam bahasa swedia.

Rep: Fuji Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Garda Revolusi Iran. Garda Revolusi Iran disebut mengendalikan banyak aspek institusi-institusi sipil. Ilustrasi.
Foto: EPA
Anggota Garda Revolusi Iran. Garda Revolusi Iran disebut mengendalikan banyak aspek institusi-institusi sipil. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Pihak berwenang Swedia menuduh Iran mendalangi serangan siber yang mengirim ribuan pesan teks ke seluruh negeri. Pesan tersebut menyerukan balas dendam atas pembakaran Alquran di depan umum pada 2023.

Pada Selasa (24/9/2024), badan keamanan dalam negeri SAPO Swedia mengungkapkan bahwa Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) berada di balik pelanggaran tersebut, dengan mengirim sekitar 15.000 pesan teks dalam bahasa Swedia.

Baca Juga

"Negara Iran melalui Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, yang melakukan pelanggaran data di sebuah perusahaan Swedia yang menjalankan layanan SMS utama," kata jaksa senior Mats Ljungqvist, yang memimpin penyelidikan tersebut, dikutip dari laman Miami Herald, Rabu (25/9).

Belum ada komentar langsung dari pihak berwenang Iran terkait tuduhan tersebut. Rangkaian pembakaran Alquran terjadi selama beberapa bulan pada musim panas 2023, dengan protes yang dilakukan berdasarkan undang-undang kebebasan berbicara yang dilindungi secara konstitusional di Swedia.

Setelah itu, media Swedia pertama kali melaporkan pada Agustus 2023 bahwa banyak penduduk telah menerima pesan teks yang menghasut dalam bahasa Swedia. Pesan-pesan ini yang dikirim oleh kelompok dengan sebutan 'tim Anzu' itu menyerukan balas dendam terhadap mereka yang bertanggung jawab atas penodaan Alquran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement