Senin 23 Sep 2024 17:27 WIB

Jubir OPM: Egianus Kogoya Terima Uang Tebusan Kapten Philip Rp 25 Miliar

Pihak RI dan Selandia Baru bantah ada uang tebusan dalam pembebasan kapten Philip.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Suasana pelepasan Kapten Philip Mark Mehrtens di Nduga pada Sabtu (21/9/2024).
Foto:

Egianus, kata Sebby, dalam komunikasi terakhir pertengahan Agustus 2024 itu, pun meminta Markas Pusat TPNPB-OPM untuk membuka diplomasi baru kepada militer dan kepolisian Selandia Baru dalam pemulangan Kapten Philip.

Pada 17 September 2024, TPNPB-OPM menerbitkan proposal baru untuk pemulangan Kapten Philip langsung ke Selandia Baru. Dalam proposal tersebut, kata Sebby, TPNPB-OPM menghindari untuk penyerahan Kapten Philip ke otoritas keamanan TNI-Polri, ataupun pemeritah Indonesia.

Karena itu, kata Sebby, dalam proposal tersebut, TPNPB-OPM bersama-sama militer dan kepolisian, serta pihak Pemerintah Selandia Baru yang akan menjemput Kapten Philip di Nduga. Lalu diterbangkan ke Papua Nugini via Sentani-Jayapura.

Akan tetapi, pada 21 September 2024, kata Sebby, Egianus Kogeya membuka saluran komunikasinya, dengan melaporkan kepada Markas Pusat TPNPB-OPM tentang Kapten Philip yang sudah diserahkan ke Edison Gwijangge, dan dibawa ke Timika, Papua Tengah. Dalam laporan tersebut, kata Sebby, Egianus menawarkan uang.

“Sampai tanggal 21 September (2024) siang, mereka (Egianus) telepon saya. Dan mereka bilang, ‘Tuan Jubir (Sebby Sambom), pilot kami sudah bebaskan. Sudah di Timika. Dan Tuan Jubir kirim nomor rekening, kami mau transfer uang bagiannya Tuan Jubir’,” kata Sebby.

Dari laporan tersebut, kata Sebby, Markas Pusat TPNPB-OPM memastikan adanya penerimaan uang yang dilakukan Egianus dari pemberian Edison Gwijannge dalam pelepasan Kapten Philip tersebut. “Itu kan mereka sudah terima uang. Dan uang itu dari mana? Egianus di hutan dapat uang dari mana?,” kata Sebby.

Tak cuma menelepon, kata Sebby, Egianus juga mengirimkan pesan teks yang berisikan tentang pelepasan Kapten Philip tersebut. Namun disertai dengan permintaan serupa agar Sebby mengirimkan nomor rekening. “TPNPB di hutan dapat uang dari mana mau kirim uang untuk saya? Dugaan terima uang itu, bukan mengada-ada,” kata Sebby.

TPNPB-OPM, pun mengecam tindakan Egianus tersebut, dan memastikan Egianus bukan lagi bagian dari kelompok bersenjata untuk Papua Merdeka.  TPNPB-OPM tak menerima keputusan sepihak Egianus yang menyerahkan sandera Kapten Philip ke pihak TNI-Polri melalui perantara siapapun.

“Egianus Kogeya tidak punya hak mengatasnamakan TPNPB-OPM untuk serahkan pilot ke Edison Gwijangge untuk diserahkan ke pihak TNI-Polri. Kami punya komando. Dan komando dari Markas Pusat TPNPB-OPM sudah menurunkan proposal penyerahan pilot ke Selandia Baru. Dan itu harus diikuti oleh Egianus Kogeya,” ujar Sebby.

Tidak ada ampun

Dia mengatakan, kesalahan fatal Egianus menyerahkan sandera Kapten Philip ke Edison untuk diserahkan ke TNI-Polri dan pemerintah Indonesia, merupakan bentuk sikap tunduk kepada pihak yang selama ini diperangi oleh TPNPB-OPM. Dan kata Sebby, penerimaan uang oleh Egianus dalam melepaskan sandera tersebut, bukan bagian dari tujuan politik TPNPB-OPM.

“Tidak akan ada ampun bagi kelompok mereka di Tanah Papua. Mereka akan menanggung konsekuensi. Siapa yang berkhianat akan mati. Dia dan keluarganya mengkhianati perjuangan masyarakat Papua. Satu komando berkhiat tidak masalah. Kami (TPNPB-OPM) punya 35 komondo di Papua,” kata Sebby.

Kapten Philip pada Sabtu (21/9/2024) dibebaskan dari penyanderaan. Pilot pesawat perintis milik Susi Air itu dalam penyanderaan kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka, sejak 7 Februari 2023. Pilot asal Selandia Baru itu, selama ini dalam penguasaan Egianus Kogeya, pemimpin kelompok bersenjata Papua Merdeka yang berbasis di wilayah Nduga, Papua Pegunungan. Egianus Kogeya adalah salah-satu satu 35 panglima daerah dalam sayap bersenjata TPNPB-OPM. Kapten Philip dibebaskan dan dijemput pasukan gabungan TNI-Polri di Kampung Yuguru, lalu selanjutnya dibawa ke Timika, Papua Tengah dan diterbangkan ke Jakarta, pada Sabtu (21/9/2024).

Bantah ada tebusan

Kepala Operasi Damai Cartenz Brigadir Jenderal (Brigjen) Faizal Ramadhani membantah adanya uang-uang tebusan dalam usaha-usaha membebaskan Kapten Philip. Faizal, yang kini juga menjabat sebagai Wakapolda Papua itu menegaskan, selama ini, proses komunikasi otoritas keamanan Indonesia dengan kelompok penyandera, mengandalkan pendekatan kekeluargaan. Ia mengatakan, ada peran para tokoh masyarakat, dan tetua adat, serta para kalangan gereja untuk membujuk Egianus Kogeya melepaskan sandera Kapten Philip.

“Nggak ada tebusan. Tidak ada tebusan. Kita hanya menggunakan sarana kontak saja. Kita mengandalkan peran tokoh masyarakat, kemudian kita juga melakukan pendekatan dengan sarana-sarana kontak, dan itu berlangsung sudah beberapa waktu,” kata Brigjen Faizal. Kata dia, dalam pembebasan, dan penjemputan Kapten Philip, pasukan gabungan TNI-Polri dari Operasi Damai Cartenz, pun tak ada melepaskan satupun peluru. “Tidak ada gangguan. Kita tidak turunkan pasukan. Hanya tim negosiasi saja. Dan sekarang aman sudah,” begitu kata Brigjen Faizal.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dengan cepat menepis semua dugaan bahwa Wellington terlibat dalam pembayaran pembebasan kapten Philip Mehrtens dari tangan separatis Papua. Ia menegaskan pendekatan diplomasi yang pada akhirnya menjamin kebebasan sang pilot.

"Sejujurnya, menurut saya ini memalukan karena ada dugaan bahwa suap telah dibayarkan – kami tidak membayar uang tebusan, kami tidak membayar suap," kata Peters kepada Radio Selandia Baru pada Senin.

"Semua pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang ini dari berbagai kalangan, termasuk pejabat, bekerja sekeras mungkin dan sehati-hati mungkin – agar tidak membuat kesalahan atau bersikap ofensif dan agar semuanya gagal – kini telah dihambat oleh tuduhan suap."

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Hadi Tjahjanto juga menepis tudingan dari juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom yang menuding ada pemberian uang dalam pembebasan pilot asal Selandia Baru, Kapten Philip.

"Enggak ada, Papua akan terus berjalan pembangunannya dengan lancar untuk kesejahteraan masyarakat Papua, dan apabila ada wilayah-wilayah gangguan kecil akan dikawal oleh TNI-Polri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement