Sebaliknya, serangan brutal Israel ke Jalur Gaza ikut berdampak memicu penolakan terhadap tim nasional sepak bola negara Zionis tersebut di berbagai negara. Pada Senin, Puluhan penggemar Italia yang mengenakan pakaian serba hitam membalikkan badan mereka sebagai bentuk protes saat lagu kebangsaan Israel dinyanyikan sebelum pertandingan UEFA Nations League di Hongaria. Israel kalah 1-2 melawan Italia dalam pertandingan tersebut.
Fans Italia juga mengibarkan bendera Italia dengan tulisan “Liberta” (Kebebasan) di atasnya. Ada garis miring hitam pada spanduk lain yang dipasang oleh pendukung ultras tersebut. Israel memindahkan pertandingan kandangnya ke Hongaria sehubungan kondisi keamanan di wilayah mereka.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán memiliki hubungan dekat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan telah lama mempromosikan Hongaria sebagai negara teraman di Eropa bagi orang Yahudi. Orbán telah melarang protes solidaritas Palestina, dengan alasan bahwa protes tersebut merupakan ancaman terhadap keselamatan publik.
Pertandingan Israel-Italia dimainkan di Bozsik Arena di Budapest. Sebelumnya, Israel terpaksa bertanding melawan Belgia di Debrecen, juga di Hongaria karena tak ada kota di Belgia yang sudi menjadi tuan rumah pertandingan melawan negara Zionis tersebut. Belgia menang 3-1 dalam pertandingan itu.
Pertandingan pada Jumat pekan lalu itu adalah pertandingan kandang bagi Belgia tetapi federasi sepak bola Belgia mengatakan pada bulan Juli “tidak ada otoritas lokal di Belgia yang menganggap mungkin” untuk menggelar pertandingan melawan Israel karena alasan keamanan.
Italia dijadwalkan menjamu Israel di Udine pada 14 Oktober, meskipun dewan kota Udine belum mendukung pertandingan tersebut dan protes pro-Palestina telah dijadwalkan pada hari yang sama di kota utara Italia tersebut.