REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, meninggalkan pengadilan di Paris setelah dibebaskan dari tahanan, Rabu (28/8/2024) demikian dilaporkan seorang koresponden RIA Novosti dari lokasi pengadilan. Durov menghabiskan lebih dari delapan jam di pengadilan, setelah itu Kantor Kejaksaan Paris mengumumkan kemungkinan pembebasannya dengan jaminan.
Kantor Kejaksaan Paris pada Rabu menyatakan bahwa Durov ditempatkan di bawah pengawasan yudisial, dilarang meninggalkan Prancis, dan diwajibkan membayar jaminan sebesar 5 juta euro (5,5 juta dolar AS atau sekitar Rp84,8 miliar). Durov, yang lahir di Rusia dan memiliki kewarganegaraan di beberapa negara termasuk Prancis, ditahan di bandara Paris pada Sabtu (24/8/2024) atas tuduhan terkait penggunaan aplikasi Telegram untuk kegiatan kriminal, termasuk terorisme, perdagangan narkoba, dan pencucian uang.
Durov belum membayar jaminan sebesar 5 juta euro yang diminta oleh sistem peradilan Prancis, tetapi menurut pengacaranya, David-Olivier Kaminski, ia akan segera melaksanakan pembayaran jaminan.