Menurut Ketum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, ada lobi-lobi politik di balik putusan untuk menunjuk kembali Airin. Negosiasi, kata ia, berjalan terus hingga keputusan akhir dibuat. Namun Bahlil tidak menyebutkan lobi-lobi politik seperti yang terjadi di internal Golkar.
Bahlil hanya menekankan bahwa politik itu dinamis. Ia pun telah berkomunikasi dengan Gerindra selaku pendukung utama di koalisi Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
"KIM baik-baik saja, kompak sampai tadi malam. Saya berkewajian untuk komunikasikan ini semua dalam rangka keberasamaan. Saya pikir Prabowo dan Dasco tokoh besar untuk memajukan bangsa," ujar Bahlil.
Prabowo, kata Bahlil, telah menyerahkan ke masing-masing anggota partai koalisi di Pilkada. Pilgub Banten ini, jelas Bahlil, adalah salah satu bentuk nyata dan autentik dari perbedaan itu.
"Untuk Provinsi Banten yang pasti ditunggu-tunggu ini prosesnya panjang, pasti barang bagus banyak minat, kalau gak barang bagus sedikit yang berminat, saking bagus ada juga yg minat," ujar Bahlil.
Sejatinya DPD Golkar Banten telah mengusulkan nama Airin ke DPP untuk maju di Pilgub Banten. Bahkan Golkar di bawah Airlangga Hartarto ketika itu sudah mengeluarkan surat rekomendasi kepada Airin.
Namun setelah pergantian mendadak ketum dari Airlangga ke Bahlil, surat rekomendasi itu dicabut. Airin pun tidak tahu mengapa Golkar mencabut dukungan itu. Sementara, PDIP telah terlebih dulu memberika rekomendasi kepada Airin dan Ade Sumardi.