Sabtu 17 Aug 2024 17:27 WIB

Proklamasi RI, Ketegasan Sukarno, dan Kedisiplinan Bung Hatta

Inilah suasana Proklamasi RI pada 79 tahun silam.

Sukarno berdoa setelah membacakan teks proklamasi sebagai tanda Indonesia sudah merdeka.
Foto:

Rupanya sejak dulu, Ir Sukarno konsekuen dengan pendiriannya. Ini terbukti ketika detik-detik menjelang pembacaan teks Proklamasi RI di Jakarta, tanggal 17 Agustus 1945. Bertepatan dengan 8 Ramadhan 1364 Hijriah.

Pada hari Jumat itu, Bung Karno dijadwalkan menyampaikan teks yang amat sangat penting tersebut, tepat pukul 10.00 WIB. Tidak sendirian, melainkan bersama Mohammad Hatta.

Orang-orang sudah berkerumun di rumah Bung Karno tempat teks superpenting itu akan dibacakan. Kabar memang sudah beredar dari mulut ke mulut setidaknya sejak 16 Agustus 1945.

Sementara, jarum jam kian mendekati 10.00 WIB.

Hingga ketika didesak oleh dr Mawardi, yang bertindak selaku Kepala Keamanan Barisan Pelopor, Bung Karno pun dengan tegas menjawab, ”Saya tak mau membacakan proklamasi kalau Hatta tidak ada. Jika Mas Mawardi tidak mau menunggu, silakan baca sendiri!”

Hampir waktu bersamaan, terdengar orang-orang berteriak, ”Bung Hatta datang! Bung Hatta datang!”

Tokoh kelahiran tanah Minangkabau ini sejak dahulu memang masyhur sangat disiplin waktu. Lima menit sebelum waktu yang ditetapkan, Bung Hatta datang. Setelah masuk ke kamar Bung Karno, keduanya dengan pakaian putih-putih menuju ruang depan.

Di sini, telah siap mikrofon dengan pengeras suaranya. Maka dibacakanlah teks Proklamasi RI tepat pukul 10 pagi. Inilah peristiwa paling bersejarah bagi bangsa Indonesia. Dan, momen ini hanya berlangsung satu jam, dengan amat sederhana.

Ada sepasukan Barisan Pelopor dari Panjaringan, Jakarta Utara, yang datang terlambat dan meminta agar pembacaan proklamasi diulangi kembali. Tentu saja permintaan ini tidak dikabulkan.

Tapi, Bung Karno yang tidak tega melihat para pemuda yang datang dengan berbaris sejauh kurang lebih 20 km dan telah mandi keringat, meskipun dalam keadaan demam, menjelaskah kembali mengenai proklamasi. Lebih-lebih kebanyakan mereka sedang melaksanakan puasa Ramadhan.

Mereka lalu diberi pengertian. Salinan naskah Proklamasi RI juga diberikan. Semua tampak lega.

Kediaman Bung Karno tempat dibacakannya teks Proklamasi RI tentu sangat bersejarah. Namun, rumah itu telah diratakan dengan tanah pada tahun 1960, yakni saat Pemerintahan Bung Karno sendiri.

sumber : Nostalgia Abah Alwi
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement