REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia menjadi salah satu negara di Kawasan Asia Tenggara yang belum juga berhasil mendapatkan emas pada Olimpiade. Pencapaian terbaik Malaysia yakni di Olimpiade Rio pada 2016 dengan torehan empat perak dan satu perunggu.
Publik Malaysia pun ikut bertanya-tanya mengapa negara itu tak bisa meraih medali Emas? Padahal negara pesaing seperti Indonesia, Thailand, dan Filipin sudah merasakan manisnya emas Olimpiade.
Beberapa pihak menyalahkan pemerintah atas kegagalan tersebut, tetapi sejumlah analis juga mempertanyakan asosiasi olahraga nasional masing-masing. Berbicara kepada radio BFM, Selasa pagi kemarin, editor Twentytwo13 Haresh Deol mempertanyakan mengapa tidak ada yang mengajukan pertanyaan sulit kepada asosiasi olahraga nasional.
“Para wali olahraga adalah asosiasi olahraga nasional, tetapi kami tidak mendengar adanya percakapan atau pengawasan publik tentang peran mereka,” katanya.
“Ambil contoh atletik dan renang. Mereka memiliki jumlah pertandingan terbanyak di Olimpiade, tetapi hanya tiga atlet kami yang berada di Paris, satu untuk atletik, dan dua untuk renang."
“Ketiganya tidak lolos berdasarkan prestasi dan harus mengandalkan wildcard untuk bertanding.”
Ketiganya adalah pelari cepat Muhammad Azeem Fahmi, dan perenang Khiew Hoe Yean dan Tan Rouxin, yang menerima Universality Places. Azeem berada di posisi terakhir dalam babak penyisihan 100 meter dan gagal melaju ke semifinal.
Khiew berkompetisi dalam nomor gaya bebas 400m putra dan berada di posisi ke-27 dari 37 perenang. Tan memenangkan nomor 100m gaya dada putri, tetapi catatan waktunya hanya menjadi yang tercepat ke-33.
Haresh mengatakan Malaysia tidak berhak menuntut medali emas di Olimpiade jika olahraga bukan prioritas di sekolah.
“Ambil langkah mundur dan tanyakan pada diri sendiri, apakah kita menganggap serius olahraga di sekolah? Apakah kita menganggap serius olahraga di masyarakat kita? Apakah kita negara yang gemar olahraga?
“Jika kita tidak memiliki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, siapa kita yang menuntut medali emas?” kata Haresh.
Pembawa acara Wong Shou Ning, Shazana Mokhtar, dan Keith Kam juga bertanya kepada Haresh, "apa lagi yang bisa dilakukan pemerintah?"
“Pemerintah dapat membantu dengan menegaskan bahwa olahraga dianggap serius di sekolah,” kata Haresh.
“Agar itu terjadi, kita perlu Menteri Pemuda dan Olahraga untuk berbicara dengan Menteri Pendidikan, dan Menteri Pendidikan Tinggi, dan mereka memastikan bahwa ada program yang menyeluruh."
Menurutnya, sistem sekolah Malaysia telah berkembang secara signifikan. Sekarang mencakup sekolah swasta, sekolah internasional, dan sekolah rumah. Tidak seperti 20 hingga 30 tahun yang lalu, ketika anak-anak kebanyakan bersekolah di sekolah negeri.