REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) bisa tersenyum. Indonesia sudah punya pengganti lifter andalan Eko Yuli Irawan. Namanya, Rizki Juniansyah. Saat Eko gagal menyumbang medali untuk kali pertama dalam lima keikutsertaannya di Olimpiade, Rizki jadi penyelamat.
Tak tanggung-tanggung, lifter 21 tahun ini langsung menyabet emas. Padahal Eko "hanya" mendapatkan perunggu saat debut di Olimpiade Beijing 2008.
Rizki mempersembahkan medali emas kedua untuk Indonesia dalam Olimpiade Paris 2024, setelah berjaya dalam kelas 73kg putra di South Paris Arena 6, Prancis, Kamis (8/8/2024) malam waktu setempat atau Jumat (9/8/2024) dini hari WIB.
Atlet kelahiran Serang, Banten pada 17 Juni 2003 itu menjadi atlet ke-15 Indonesia yang mempersembahkan medali emas Olimpiade. Dia membuat angkat besi sebagai cabang olahraga ketiga yang berhasil mendapatkan medali emas Olimpiade setelah bulu tangkis dan panjat tebing.
Lifter pertama Indonesia yang dikalungi emas Olimpiade itu telah membuat "Indonesia Raya" berkumandang di arena angkat besi setelah 24 tahun senior-seniornya mencoba dengan keras melakukan hal itu dalam enam Olimpiade.
Angkat besi memiliki tradisi menyumbangkan medali Olimpiade kepada Indonesia sejak Olimpiade Sydney 2000. Ketika itu, satu medali perak dari Raema Lisa Rumbewas dan dua medali perunggu dari Sri Indriyani dan Winarni yang semuanya lifter putri, melengkapi medali emas yang dipersembahkan ganda putra bulu tangkis Tony Gunawan/Candra Wijaya, serta dua medali perak yang direbut tunggal putri Minarti Timur dan tunggal putra Hendrawan.
Sejak itu, angkat besi tak pernah absen menyumbangkan medali kepada Indonesia, bahkan lifter Eko Yuli Irawan loyal menyumbangkan medali dari empat Olimpiade, mulai 2008 di Beijing sampai Tokyo 2020 tiga tahun lalu.
Sayang, perjuangan heroik Eko pada Olimpiade kelimanya di Paris dua hari lalu, tak berhasil mempersembahkan medali karena cedera yang akut menghalanginya untuk naik podium medali.