Senin 05 Aug 2024 14:44 WIB

Begini Kronologi Kerusuhan Anti-Islam di Inggris, Dimulai Penyerangan Masjid

Paham sayap kanan garis keras meluas.

Bentrokan antara petugas Kepolisian dengan massa aksi saat aksi demonstrasi anti-imigrasi di area Holiday Inn Express di Rotherham, Inggris, Ahad (4/8/2024).
Foto:

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Inggris, mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di negara itu untuk waspada menyusul kerusuhan yang terjadi di beberapa kota di Inggris yang terpicu oleh insiden penikaman pada kelas tari di Southport pada Senin (29/7).

"Masyarakat WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah," kata Direktur Perlindungan WNI (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha, melalui pesan tertulis yang dilansir Antara, Senin.

Selain diminta untuk waspada, para WNI di sana juga diminta untuk menghindari kerumunan massa dan lokasi lokasi yang berpotensi menjadi tempat berkumpulnya para demonstran.

Para WNI juga diminta untuk selalu memantau dan mengikuti arahan otoritas setempat. Dalam kondisi darurat, para WNI di negara itu bisa segera menghubungi nomor darurat setempat 112 atau 999 ataupun saluran kekonsuleran KBRI +447795105477 atau +447425648007.

Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, Judha mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dari kerusuhan tersebut.

Sementara itu, jumlah WNI yang tercatat di beberapa kota di Inggris antara lain terdapat 18 WNI di Sunderland, 532 di Manchester, 467 di Leeds, 290 di Notthingham, 228 di Bristol, 134 di Liverpool, dan 3.279 WNI di London.

Malaysia menjadi negara pertama yang mengeluarkan peringatan keselamatan kepada warganya mengenai perjalanan ke Inggris karena protes dan kerusuhan anti-imigrasi.

Kementerian Luar Negeri Malaysia pada Ahad  mengeluarkan peringatan yang menyarankan warga Malaysia yang tinggal atau mengunjungi Inggris untuk “menjauh” dari area protes dan “tetap waspada”.

Mereka juga “sangat mendorong” masyarakat untuk mendaftar ke Komisi Tinggi Malaysia di London untuk “menerima informasi dan bantuan tepat waktu”.

Peringatan perjalanan juga dikeluarkan oleh pemerintah federal Nigeria pada Senin, menyarankan warganya tak melakukan perjalanan ke Inggris. Dalam pernyataan yang ditandatangani juru bicara Menteri Dalam Negeri, Eche Abu-Obe, pemerintah menunjukkan risiko peningkatan kekerasan atas kerusuhan baru-baru ini di Inggris.

“Ada peningkatan risiko kekerasan dan kekacauan yang disebabkan oleh kerusuhan baru-baru ini di Inggris,” katanya dilansir the Sun Nigeria. Lebih lanjut, pemberitahuan tersebut mendesak warga Nigeria yang bepergian ke negara tersebut untuk “ekstra waspada dan mengambil tindakan”. Warga Nigeria harus menghindari prosesi politik, protes, demonstrasi, pawai, tempat keramaian, dan pertemuan besar. 

Dalam peringatannya, Kementerian Luar Negeri Australia juga mengeluarkan imbauan terhadap warga yang berada di Inggris. “Hindari area di mana terjadi protes karena potensi gangguan dan kekerasan. Pantau media untuk informasi dan pembaruan. Ikuti instruksi dari otoritas setempat.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement