Senin 05 Aug 2024 06:58 WIB

Balaskan Haniyeh, Pejuang Palestina Kembali Hajar Tank Israel

Perlawanan Palestina diperkirakan menguat setelah syahidnya Haniyeh.

Grafiti menggambarkan tank Israel disasar segitiga terbalik merah di Beirut.
Foto:

Pakar militer dan strategis, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi menyatakan, perlawanan Palestina memberikan hadiah kepada rakyat Palestina  pada Ahad, sebagai respons atas pembunuhan Haniyeh di Teheran.

Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyiarkan rekaman para pejuangnya yang menargetkan kendaraan pendudukan Israel di daerah "Zalata" sebelah timur kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 3 Agustus dan mengatakan bahwa operasi tersebut dilakukan. sebagai balas dendam atas darah syahid Haniyeh.

Al-Duwairi mengatakan - dalam analisis adegan militer di Gaza - hadiah pertama diberikan pada Sabtu, melalui operasi penembak jitu tentara Israel dengan senapan Ghoul. Brigade al-Qassam mengumumkan bahwa para pejuangnya telah menembak seorang tentara Israel dengan senapan Ghoul di dekat pemakaman timur di kota Rafah.

Saat ini, respons terhadap pembunuhan Haniyeh datang, tambah Al-Duwairi, dengan menargetkan dua kendaraan Israel dengan rudal Al-Yassin 105 mm. Al-Duwairi mengatakan bahwa video Qassam diambil 24 atau 48 jam yang lalu, mengingat lokasi operasinya (sebelah timur kota Rafah) cukup signifikan.

Dia menjelaskan bahwa wilayah Zalata di sebelah timur Rafah adalah bagian dari fase pertama perang Israel di Jalur Gaza, karena pasukan yang memasuki wilayah tersebut tidak mengumumkan penempatan dan posisinya, sehingga ada kemungkinan terjadinya pertempuran habis-habisan.

The New York Times mengutip para analis mengatakan bahwa pukulan baru-baru ini yang dialami oleh Hamas, termasuk pembunuhan Haniyeh di Teheran, mungkin merupakan kemunduran jangka pendek bagi gerakan tersebut. Namun, hal itu tidak cukup untuk menghancurkan Hamas, bahkan sebaliknya akan membuat Hamas makin radikal dan lebih kuat secara politik.

Surat kabar tersebut menyatakan dalam sebuah artikel yang ditulis oleh penulis Erica Solomon yang diterbitkan Ahad bahwa Hamas telah mengalami pukulan hebat dalam beberapa hari terakhir. Yang pertama ditandai dengan pembunuhan Haniyeh di Teheran,  kemudian pengumuman Israel bahwa mereka telah membunuh komandan Brigade Izz ad-Din al-Qassam, Muhammad Deif.

Pada pandangan pertama, dampak terbaru dari konflik yang telah berlangsung selama 30 tahun antara Israel dan Hamas tampaknya berdampak buruk bagi gerakan tersebut, sehingga menimbulkan keraguan akan masa depannya. Namun, sejarah Hamas, evolusi kelompok militan Palestina selama beberapa dekade, dan logika pemberontakan dan perlawanan secara umum menunjukkan bahwa gerakan tersebut tidak hanya akan bertahan, namun mungkin akan menjadi lebih kuat secara politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement