Ahad 04 Aug 2024 10:31 WIB

Serangan Israel di Sekolah Gaza Tewaskan 15 Orang

Serangan udara tersebut terjadi beberapa jam setelah dua serangan di Tepi Barat.

Warga Palestina berkumpul di sekitar mobil yang hancur akibat serangan pesawat nirawak di desa Zeita, sebelah utara kota Tulkarem, Tepi Barat, Sabtu, 3 Agustus 2024. Militer Israel mengatakan telah menyerang lima tersangka teroris di dalam kendaraan yang mereka tumpangi untuk melakukan serangan.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Warga Palestina berkumpul di sekitar mobil yang hancur akibat serangan pesawat nirawak di desa Zeita, sebelah utara kota Tulkarem, Tepi Barat, Sabtu, 3 Agustus 2024. Militer Israel mengatakan telah menyerang lima tersangka teroris di dalam kendaraan yang mereka tumpangi untuk melakukan serangan.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Israel melancarkan serangan udara ke sebuah sekolah yang menampung para pengungsi di Kota Gaza pada Sabtu (3/8/2024). Serangan tersebut menewaskan 15 warga.

Hamas mengatakan serangan udara tersebut terjadi beberapa jam setelah dua serangan di Tepi Barat yang diduduki menewaskan sembilan militan termasuk seorang komandan Hamas setempat.

Baca Juga

Militer Israel mengatakan serangan udara pertama dari dua serangan udara di Tepi Barat menghantam sebuah kendaraan di sebuah kota dekat kota Tulkarm, yang menargetkan sel militan yang katanya sedang dalam perjalanan untuk melakukan serangan.

Pernyataan Hamas mengatakan salah satu dari mereka yang tewas adalah komandan brigade Tulkarm. Sementara sekutunya Jihad Islam mengklaim empat orang lainnya yang tewas dalam serangan itu sebagai pejuangnya.

Beberapa jam kemudian, serangan udara kedua di daerah itu menargetkan kelompok militan lain yang telah menembaki pasukan, kata militer Israel. Kantor berita Palestina WAFA mengatakan empat orang tewas dalam serangan itu dan Hamas mengatakan kesembilan orang yang tewas dalam dua serangan Israel di Tepi Barat adalah pejuang.

Serangan terbaru di wilayah Palestina terjadi di tengah meningkatnya ketegangan Israel dengan Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon yang telah memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah.

AS dan mitra internasional termasuk Prancis, Inggris, Italia, dan Mesir, melanjutkan kontak diplomatik pada Sabtu untuk mencegah eskalasi regional lebih lanjut. Hamas mengatakan telah memulai "proses konsultasi luas" untuk memilih pemimpin baru tiga hari setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran.

Iran dan Hamas menyalahkan Israel dan bersumpah untuk membalas. Israel belum mengklaim atau menyangkal bertanggung jawab terhadap pembunuhan Haniyeh.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement