Ahad 04 Aug 2024 08:16 WIB

Media Israel Laporkan Negaranya dalam Kondisi Khawatirkan Serangan Besar Iran

Iran diprediksi akan menyerang jalur-jalur listrik dan komunikasi di Israel.

Warga Israel di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.
Foto: Ariel Schalit/AP Photo
Warga Israel di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Koran Israel, Maariv pada Sabtu (3/8/2024) melaporkan bahwa, Israel saat ini dalam kondisi khawatir menyongsong serangan berskala besar dari Iran. Rezim zionis, seperti dilansir IRNA, memperkirakan Iran akan menargetkan serangan ke jalur-jalur listrik dan komunikasi di Israel.

Dalam laporan lain yang dimuat oleh Haaretz, sejarawan Israel, Benny Morris, mengkritik keras kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Morris mengatakan, bahwa dia tidak tahu apakah Netanyahu sebagai orang yang paling dibenci dalam sejarah rezim atau tidak, tapi tidak diragukan bahwa Netanyahu adalah pemimpin paling korup dan inkompeten dalam sejarah Israel.

Baca Juga

Sejumlah maskapai dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia telah menghentikan penerbangan mereka untuk tujuan ke Israel dan Lebanon, dengan alasan masalah keamanan menyusul perkembangan terkini di Timur Tengah. Keputusan tersebut diterapkan setelah terbunuhnya pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024) di Teheran, ibu kota Iran.

Perkiraan bahwa Iran akan melakukan serangan balasan terhadap Israel membuat risiko keamanan tinggi, sehingga banyak maskapai menghentikan operasinya ke wilayah itu. United Airlines, yang mengoperasikan 14 penerbangan setiap pekan  antara New York dan Israel, telah menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 6 Agustus.

Maskapai AS, Delta Airlines, juga menangguhkan penerbangan ke Israel, dan maskapai Inggris British Airways membatalkan penerbangannya ke negara tersebut pada Rabu. Swiss International Air Lines menangguhkan penerbangan antara Zurich dan Tel Aviv hingga 8 Agustus, dengan alasan keselamatan awak dan penumpang.

Selain itu, penangguhan penerbangan Zurich-Beirut, yang awalnya dijadwalkan berakhir pada 29 Juli, telah diperpanjang hingga 12 Agustus. Maskapai penerbangan Jerman Lufthansa mengumumkan telah menangguhkan penerbangan ke Beirut dan Tel Aviv masing-masing hingga 8 dan 12 Agustus, karena masalah keamanan.

Maskapai-maskapai tersebut mengatakan akan mengawasi situasi di lapangan untuk menentukan kapan penerbangan dapat dilanjutkan. Air India juga meniadakan penerbangan menuju Tel Aviv hingga 8 Agustus, dengan alasan keamanan.

ITA Airways, maskapai penerbangan utama Italia, mengumumkan bahwa penerbangan ke dan dari Tel Aviv ditiadakan hingga 6 Agustus “karena perkembangan geopolitik di Timur Tengah dan untuk menjamin keselamatan para penumpang dan awak.”

Maskapai nasional Polandia LOT membatalkan delapan penerbangan ke Lebanon dan Israel yang dijadwalkan pada 3-4 Agustus, menurut kantor berita Polandia PAP. Maskapai penerbangan Belanda KLM juga membatalkan semua penerbangannya ke dan dari Israel hingga 26 Oktober.

Aegean Airlines dan Condor Airlines juga menangguhkan penerbangan dari Athena ke Beirut hingga 1 Agustus karena ketegangan regional. Singapore Airlines (SIA) mengatakan akan menghindari wilayah udara Iran karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

 

sumber : Antara, Anadolu, IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement