Jumat 02 Aug 2024 14:35 WIB

Lembaga Survei: Simon Petrus Potensial Jadi Bintang Baru Pilgub NTT

Tingkat kesukaan publik terhadap sosok SPK tinggi.

Brigjen TNI Simon Petrus Kamlasi (SPK) dinilai punya potensi di Pilgub NTT 2024.
Foto: istimewa/tangkapan layar
Brigjen TNI Simon Petrus Kamlasi (SPK) dinilai punya potensi di Pilgub NTT 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Brigjen TNI Simon Petrus Kamlasi (SPK) berpotensi menjadi bintang baru di pemilihan gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Timur (NTT) pada November 2024 mendatang. Salah satunya, karena SPK punya modal untuk disukai dan dipilih baik secara personal figur maupun program-programnya.

Demikian disampaikan Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS), Arman Salam, dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (2/8/2024). Hal ini disampaikan terkait aneka segmen masyarakat di NTT yang meminta SPK untuk mundur dari TNI dan maju sebagai calon gubernur.

Dukungan warga terhadap SPK itu menguat setelah sebelumnya, KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengungkapkan bahwa Program TNI Manunggal Air dalam rangka penyediaan air bersih di NTT itu merupakan ide dari SPK. Program tersebut, kini sudah berjalan tiga tahun sejak 2021.

“Kami tidak menduga, bahwa program air bersih lewat pembangunan 400 titik sumur bor di seluruh wilayah NTT itu ternyata ide awalnya datang dari Pak SPK. Ini artinya, secara diam-diam beliau sangat memperhatikan persoalan NTT sebagai tanah kelahirannya, melalui program air bersih,” kata Bill Nope, salah satu tokoh adat di NTT. 

Atas dasar itulah, kata dia, SPK sangat layak untuk didukung maju sebagai calon gubernur di NTT.  “Kita butuh figur pemimpin yang mengerti dan peduli terhadap persoalan rakyatnya seperti Pak SPK yang diam-diam memikirkan nasib NTT,” ungkapnya.

Menurut Arman, respon positif warga NTT seperti itu, bisa mencerminkan tingkat kesukaan publik terhadap sosok SPK. Sehingga, secara personal, SPK masuk dalam kategori figur calon yang sudah punya modal disukai. 

Apalagi, kata Arman, SPK juga dikenal sebagai sosok yang memiliki kombinasi katakter figur yang tegas tapi juga santun dan merakyat. “Ini bisa menjadi modal utama seorang leader yang tegas tapi bijak,” katanya.

Namun begitu, lanjut Arman, dalam aneka riset yang dilakukannya selama ini, calon yang bermodal disukai juga belum cukup. Kenapa? Karena seorang calon juga harus dikenal. Dua variabel dalam temuan hasil survei, sudah menjadi hukum besi untuk menang.

Dijelaskan Arman, pengenalan itu sama pentingnya dengan kesukaan. Seorang calon yang hanya bermodal disukai, tapi tak dikenal, akan percuma karena kecil kemungkinannya untuk dipilih. Begitu juga sebaliknya, punya modal dikenal, tapi tidak disukai, sulit juga untuk dipilih.

Dalam kontek ini, kata Arman, SPK masih punya problem pengenalan. Hal karena belum maksimalnya sosialisasi sebagai calon. Tapi, plusnya, SPK sudah punya modal disukai sebagai salah satu hukum besi untuk dipilih.

“Dengan bekal itu, jika SPK mampu menggenjot pengenalan dalam waktu dekat, dia sangat berpotensi untuk dipilih, karena rata-rata orang yang mengenalnya mengaku suka,” tandasnya.

Dari bekal yang dimiliki SPK itulah, lanjut Arman, sebagai salah satu kandidat  sangat berpotensi untuk menjadi bintang baru yang bersinar di Pilgub NTT, dibanding dengan kandidat lain yang sudah dikenal lebih dulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement