REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang polisi di Inggris telah diskors dan menghadapi penyelidikan kriminal setelah memukuli setidaknya tiga orang di Bandara Manchester. Beberapa video pemukulan tersebut viral dan mengundang kecaman keras dari publik, termasuk kalangan politisi.
Greater Manchester Police (GMP) mengungkapkan, rekaman yang viral di media sosial menunjukkan konfrontasi pascapenyerangan terhadap tiga petugas, termasuk petugas wanita hingga dia mengalami patah hidung. Namun GMP mengaku tetap terkejut atas apa yang dilakukan personelnya
Dalam video yang viral, tampak seorang personal GMP menendang dan menginjak kepala seorang pria yang sudah dalam posisi tengkurap. GMP mengungkapkan, pihaknya menyerahkan kasus tersebut ke The Independent Office for Police Conduct (IOPC).
"Kami menghargai rekaman (video) yang dibagikan di media sosial yang telah menarik keterkejutan dan kekhawatiran luas. Sangat penting bagi kita untuk menyelidiki semua keadaan seputar insiden tersebut," kata GMP dalam sebuah pernyataan, dikutip CNN, Jumat (26/7/2024).
Sementara itu pengacara dari pria yang menjadi korban penganiayaan petugas GMP, Akhmed Yaqoob, mengatakan, kondisi medis kliennya memburuk. Dia menambahkan, hasil scan menunjukkan adanya kista di otaknya.
Aksi penganiayaan yang dilakukan polisi GMP memicu protes warga. Mereka menggelar demonstrasi di luar markas divisi GMP di Kota Rochdale pada Rabu (24/7/2024) malam lalu, yakni ketika video penganiayaan beredar di media sosial.
Beberapa pengunjuk rasa menuding aksi kekerasan dan penganiayaan oleh polisi GMP itu didorong oleh sentimen rasialis. Sebab korban yang ditendang, diinjak, dan disetrum tampak seperti warga Asia.
Pada Kamis (25/7/2024), Asisten Kepala Polisi GMP, Wasim Chaudhry, mengatakan aksi protes warga pada Rabu malam berakhir tertib dan aman tanpa insiden apa pun. "Kami memahami perasaan keprihatinan dan kekhawatiran yang sangat besar yang dirasakan masyarakat mengenai respons kami, dan sepenuhnya menghormati hak mereka untuk menunjukkan pandangan mereka secara damai," ujar Chaudhry.