Kamis 25 Jul 2024 13:44 WIB

Pelari Prancis Kecewa Dilarang Ikut Upacara Pembukaan Olimpiade Paris karena Berjilbab

Prancis dibikin ruwet aturan larangan jilbabnya sendiri untuk pembukaan Olimpiade.

Sounkamba Sylla, pelari cepat Prancis yang memakai jilbab
Foto: tangkapan layar Youtube
Sounkamba Sylla, pelari cepat Prancis yang memakai jilbab

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sprinter Prancis, Sounkamba Sylla, mengaku dilarang mengikuti upacara pembukaan Olimpiade Paris pada Jumat (26/7/2024) karena mengenakan jilbab. Komite Olimpiade Prancis mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengannya untuk menemukan solusi yang mengikuti "aturan sekuler" tim Prancis untuk para atlet.

Sylla, anggota tim estafet 400 meter putri dan campuran Prancis berusia 26 tahun, mengungkapkan rasa frustrasinya di Instagram pada Ahad lalu.

Baca Juga

“Anda terpilih untuk Olimpiade, yang diselenggarakan di negara Anda, tetapi Anda tidak dapat berpartisipasi dalam upacara pembukaan karena Anda mengenakan jilbab,” tulisnya.

Prancis memberlakukan prinsip ketat “laïcité”, yang secara bebas diterjemahkan sebagai “sekularisme”. Pada Rabu (24/7/2024), Presiden Komite Olimpiade Prancis David Lappartient mengatakan, para atlet Olimpiade Prancis terikat oleh prinsip-prinsip sekuler yang berlaku untuk pekerja sektor publik di Prancis. Aturan ini memisahkan negara dan rumah ibadah, yang mencakup larangan jilbab.

“Hal ini mungkin terkadang tidak dapat dimengerti di negara-negara lain di dunia, tetapi ini adalah bagian dari DNA kami di Prancis,” katanya.

Lappartient mengatakan diskusi sedang berlangsung dengan Sylla untuk menemukan solusi yang sesuai dengan persyaratan sekuler tim Olimpiade Prancis. Pada saat yang sama, kata Lappartient, juga menghormati “keinginan sah atlet agar keyakinannya dihormati.”

“Saya tidak ragu bahwa solusi dapat ditemukan,” katanya. “Kami berharap semua orang bisa ikut serta dalam upacara pembukaan.”

Postingan Sylla telah mendorong dukungan dari sesama atlet, termasuk anggota tim Olimpiade Prancis, yang menyuarakan kemarahan mereka. Pelompat galah Marie-Julie Bonnin berkomentar “Saya tidak bisa mempercayainya” di postingan Sylla, dan rekan setimnya, Muhammad Abdallah Kounta, menambahkan “kebebasan, kesetaraan, persaudaraan yang mereka katakan. Tolong bagikan ini. Ini tidak normal.”

Sylla mengenakan jilbab dan baju yang tertutup saat tidak berlatih atau berlomba. Ia mengenakan celana panjang dan baju lengan pendek dengan penutup kepala saat berlatih di lintasan. 

Ia telah berkompetisi dengan jilbab hitam di beberapa ajang sebelumnya, termasuk Kejuaraan Dunia pada 2022 dan 2023, serta World Relays pada Mei 2024. Pada Kejuaraan Dunia 2023 di Budapest, Sylla mengenakan celana pendek mendekati lutut dan baju tanpa lengan. Namun, ia menutupi sebagian lengannya dengan arm sleeve. Sylla juga tetap menutup rapat rambutnya.

Pada upacara pembukaan Jumat, delegasi Prancis akan mengenakan seragam yang dibuat khusus dari merek mewah Prancis, Berluti, yang dimiliki oleh grup LVMH.

 

Menteri Olahraga Prancis...

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement