Para kandidat yang loyal kepada Khan, memenangi mayoritas kursi di pemilu nasional pada Februari lalu, namun tetap tidak bisa menguasai pemerintahan yang dikuasai koalisi oposisi yang didukung militer. Dalam kampanyenya, Khan menentang kepemimpinan para jenderal yang berkuasa selama puluhan tahun, bahkan menuduh mereka melakukan percobaan pembunuhan terhadap dirinya.
Namun, kampanye Khan pada pemilu lalu diadang beragam kasus hukum, yang dinilai analis politik diorkestrasi oleh rezim militer. Khan, mulanya ditahan sebentar pada Mei 2023, dan menuai protes besar-besaran dari pendukungnya yang menargetkan fasilitas militer. Serangan terhadap fasilitas militer itu kemudian menjadi justifikasi operasi sweeping dan penangkapan terhadap para anggota dan pemimpin PTI.
Pengadilan antiterorisme di timur kota Lahore, pada Selasa (9/7/2024) menolak uang jaminan pembebasan Khan, di mana polisi menuduhnya di balik demonstrasi besar-besar meski faktanya Khan selama ini berada di tahanan.
Putusan pengadilan dan penahanan atas tuduhan korupsi pada Agustus 2023 pun telah membuatnya tidak bisa kembali maju di pemilu untuk menjadi perdana menteri. Khan sejak itu mendekam di Penjara Adaila, di selatan Islamabad.
Saat Khan mendekam dalam penjara, para kandidat dari PTI memenangi banyak kursi dibandingkan calon dari partai lain pada pemilu Februari. Namun demikian, mereka dicegah untuk berkuasa oleh koalisi parpol yang didukung oleh militer.