Sabtu 13 Jul 2024 11:00 WIB

Ini Penyataan Jusuf Kalla Usai Bertemu Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Doha

Pertemuan antara Jusuf Kalla dan Ismail Haniyeh berlangsung dua jam pada Jumat.

Pertemuan mantan wakil presiden RI Jusuf Kalla dengan pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Doha, Qatar, dilansir pada Sabtu (13/7/2024).
Foto: Hamas
Pertemuan mantan wakil presiden RI Jusuf Kalla dengan pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Doha, Qatar, dilansir pada Sabtu (13/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI, Jusuf Kalla, menegaskan sikap solidaritas serta menyampaikan dukungan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Palestina saat bertemu dengan Pemimpin Politik Gerakan Hamas, Ismail Haniyeh, di Doha, Jumat (12/7/2024). Melalui pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu, dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu, Jusuf Kalla (JK) juga menyampaikan bela sungkawa kepada bangsa Palestina yang menjadi korban selama konflik berlangsung.

JK selanjutnya menguraikan bahwa mata dunia sekarang tertuju ke Gaza dan semua prihatin dengan kondisi keamanan dan semua aspek kehidupan di Gaza. “Dunia tersentuh dan menyayangkan tragedi kemanusiaan tersebut,” kata pernyataan itu.

Baca Juga

Selaku Ketua Palang Merah Indonesia, JK mengungkapkan betapa peliknya mendistribusikan bantuan ke Gaza akibat blokade yang dilakukan oleh Israel. Ia pun menyarankan organisasi Hamas agar senantiasa menunjukkan persatuan dan kebersamaan dengan Al Fatah termasuk hubungan internal Hamas sendiri untuk dapat menciptakan perbaikan kondisi di Palestina.

Menurutnya, tanpa kesatuan aspirasi serta institusi hanya akan menambah pelik penyelesaian masalah Gaza. Lebih lanjut JK mengusulkan untuk membuat rencana kemanusiaan di Gaza, misalnya, menyusun program berdasarkan skala prioritas, seperti mengobati korban luka dan sakit, menyelamatkan wanita, orang tua dan anak anak, sehingga tidak menambah jatuhnya korban perang.

Namun, JK mengingatkan kepada Haniyeh, semua itu hanya bisa efektif manakala kekerasan bisa dihentikan lebih dulu. “Jika kekerasan dapat dihentikan, maka rekonstruksi dan rehabilitasi Gaza, secara otomatis dapat dilaksanakan. Segala ikhtiar kita semua harus diawali dalam perspektif kemanusiaan, bukan soal politik dan pandangan ideologis,” demikian pernyataan resmi itu.

Dalam pertemuan tersebut, Ismail Haniyeh juga menjelaskan kondisi terkini di Gaza termasuk masalah kemanusiaan dan politik yang sedang berkembang. Ia juga sangat memuji posisi dan peran diplomatik Republik Indonesia, pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat di Gaza, kontribusi dalam merawat korban luka, gerakan kerakyatan dalam demonstrasi, dan solidaritas luas mereka terhadap rakyat Palestina.

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement