Rabu 10 Jul 2024 21:32 WIB

Wakil KSAU Sebut Radar Baru Ditempatkan di IKN dan Papua

Kemenhan membeli 13 radar GCI dari Thales, Prancis dan Retia, Ceko untuk TNI AU.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsdya TNI Andyawan Martono Putra di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (10/7/2024).
Foto: Republika.co.id/Erik PP
Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsdya TNI Andyawan Martono Putra di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (10/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) berencana menempatkan sejumlah radar baru buatan Thales dan Retia di beberapa lokasi strategis di Indonesia. Di antaranya, di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) dan wilayah Papua, seperti di Sorong dan Jayapura.

Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsdya Andyawan Martono Putra menjelaskan, radar produksi Thales, Prancis, nantinya ditempatkan di kawasan yang berbeda dengan radar buatan Retia, Ceko. Hal itu bertujuan untuk mengkover seluruh wilayah udara NKRI.

Baca: KSAU Menerima Laporan Kenaikan Pangkat Tujuh Pati TNI AU

"Kami ada dua (pengadaan), ada pengadaan dari Thales, satu lagi dari Eropa Timur sehingga nanti kita bagi yang di Eropa Timur di mana dan sebagian dari Eropa (Barat) sehingga nanti semua terkelompok," kata Andyawan saat jumpa pers selepas acara Kasau Awards 2024 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (10/7/2024).

Dia pun membeberkan sejumlah lokasi dominan di Indonesia timur, yang direncanakan untuk ditempatkan radar militer. Selain di Sorong, Provinsi Papua Barat Daya; juga di Jayapura, Provinsi Papua; dan Tambolaka di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). "Ada daerah Sumatra (juga), ada lengkap semuanya," kata Andyawan.

Baca: KSAU Kunjungi Dassault Aviation, Naik Kokpit Jet Rafale

Dia menjelaskan, beberapa radar baru yang dibeli Indonesia dari Prancis dan Ceko, akan menggantikan radar lama yang sudah berusia lima dekade dalam memperkuat pertahanan udara Indonesia. "Ada beberapa yang nanti mengganti radar-radar kita yang lama. Radar kita yang lama teknologinya dari 1970-an, 1980-an, kita ganti," kata Andyawan.

Sementara itu, terkait penempatan radar untuk pertahanan udara di IKN, menurut Andyawan, lokasinya perlu diperjelas. Manan Pangkoopsudnas tersebut menegaskan, radar tidak ditempatkan di tengah IKN, melainkan wilayah sekitarnya.

Baca: Mengenal Mantan Ajudan Jokowi, Bintang Satu Termuda di TNI AU

"Penempatannya, sudah kami rapatkan, tentunya tidak di IKN, tetapi sekitar IKN sehingga nanti bisa mem-back up wilayah udara sekitar IKN. Kami juga sudah punya perspektif pertahanan udara di sekitar IKN. Tidak hanya radar, tetapi ada penugasan pesawat di sana, air defence weapon ada di sana," ujar Andyawan.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI membeli 13 radar GCI buatan Thales dan 12 radar dari Retia dari Ceko untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia. Dalam pengadaan radar GCI, Thales bekerja sama dengan PT Len Industri untuk memproduksi 13 radar tersebut.

Baca: Prabowo Ajak Quraish Shibah Kala Bertemu Grand Syekh Al-Azhar

Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin dalam sesi jumpa pers bersama jajaran direksi Defend ID di Jakarta pda awal Juli 2024, menjelaskan, pengadaan radar GCI pesanan Indonesia saat ini masuk tahap produksi. "Progress-nya bisa dibilang 70-80 persen," kata Bobby.

Dia menjelaskan, dalam kerja sama produksi radar GCI, PT Len juga memproduksi komponen utama radar yang disebut octopath. "Octopath itu kita produksi sendiri. Jadi, komponen utamanya radar itu produksi dalam negeri," ujar Bobby,

Menurut Bobby, perakitan akhir (final assembly) dari 13 radar Ground Control Interception (GCI) GM-403 pesanan Indonesia dari Thales juga berlangsung di fasilitas milik PT Len Industri di Len Technopark, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement