Ahad 07 Jul 2024 10:10 WIB

Baku Tembak Meningkat di Perbatasan Lebanon-Israel, PBB Sampaikan Keprihatinan

Hizbullah Lebanon dan Israel di ambang pertempuran

Tentara Israel berada di Hula Valley Galilee, dekat perbatasan Lebanon Israel
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Tentara Israel berada di Hula Valley Galilee, dekat perbatasan Lebanon Israel

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (5/7) mengaku “sangat prihatin” dengan baku tembak di perbatasan Israel-Lebanon yang semakin meningkat, memperingatkan risiko “perang besar-besaran”.

“PBB sangat prihatin atas peningkatan intensitas baku tembak di Garis Biru kemarin yang berpotensi besar menyebabkan perang skala penuh,” kata Kantor Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah penyataan.

Baca Juga

“Eskalasi bisa dan harus dihindari. Kami menegaskan kembali bahwa bahaya perhitungan yang salah, yang menyebabkan konflik secara tiba-tiba dan lebih luas adalah nyata,” katanya.

Dalam pernyataan itu juga disebutkan solusi politik dan diplomatik menjadi “satu-satunya cara yang layak untuk ke depannya", menggarisbawahi keterlibatan antara pejabat Lebanon dan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) serta Koordinator Khusus PBB.

“Kami menggemakan seruan UNSCOL (Kantor Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon) dan UNIFIL yang mendesak para pihak untuk segera kembali mengakhiri permusuhan dan kembali berkomitmen pada implementasi penuh resolusi Dewan Keamanan 1701 (2006),” tulis pernyataan tersebut.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdullah Bou Habib pada Jumat mendesak negara-negara di dunia untuk menunjukkan solidaritas bagi negaranya dalam menghadapi ancaman perang oleh Israel.

Hal ini disampaikan Bou Habib menyusul beberapa negara yang beberapa waktu lalu mengeluarkan peringatan kepada warga negara mereka untuk menghindari bepergian ke Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan negara itu dengan Israel.

Dia mendesak negara-negara tersebut untuk mengganti pernyataannya yang "menyebabkan kekhawatiran diantara para warga negara dan pengunjung (ke Lebanon)," dengan pernyataan solidaritas yang menunjukkan mereka bersama Lebanon.

Bou Habib juga mendorong negara-negara itu meningkatkan upayanya untuk menekan Israel menghentikan serangan militer ke Lebanon.

Di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Lebanon, beberapa negara, termasuk Jerman, Kanada, Makedonia Utara, Belanda, Amerika Serikat, dan negara lainnya telah mendesak warga negaranya untuk meninggalkan atau menghindari perjalanan ke negara itu.

Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan meningkat antara tentara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, memicu kekhawatiran tentang potensi perang skala penuh menyusul persetujuan Tel Aviv baru-baru ini atas rencana operasional “serangan skala besar” terhadap Lebanon.

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel ketika Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikannya terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.700 korban sejak 7 Oktober.

photo
BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement