REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lupakan Catenaccio. Italia sudah tak bisa lagi diidentikkan dengan pertahanan grendel yang masyhur pada masa lalu. Catenaccio jadi kata arkais saat Gli Azzurri ditangani pelatih Roberto Mancini dan makin menjadi ketika dipegang Luciano Spalletti saat ini.
Italia sekarang adalah tim ofensif. Di tangan Spalletti yang merupakan penggemar sepak bola menyerang, permainan Italia mengagumkan. Padahal dibandingkan masa lalu, para pemain Italia saat ini tak banyak yang berstatus bintang kelas satu dunia. Namun saat mengenakan seragam biru Italia di bawah komando taktis Spalletti, Gli Azzurri membuat lawan mereka segan.
Pertanyaan menarik muncul saat Italia menghadapi tim yang sudah jauh-jauh hari identik dengan sepak bola menyerang, yakni Spanyol. Akankah Italia kembali ke setelan masa lalu bermain bertahan, ataukah tetap bermain ofensif menghadapi tiki taka edisi revisi termutakhir milik Spanyol di tangan pelatih Luis de la Fuente?
Jawabannya opsi kedua. Setidaknya, itu yang dijanjikan Spalletti jelang pertemuan kedua tim pada matchday kedua Grup B Euro 2024 di Veltins Arena, Galsenkirchen, Jumat (21/6/2024) pukul 02.00 WIB.
"Kami ingin melihat seberapa bagus kami melawan salah satu tim terbaik di dunia. Kami ingin bermain dengan sikap positif, penguasaan bola, dan berusaha mendikte ritme pertandingan," kata Spalletti kepada wartawan seperti dikutip AFP.
Italia dan Spanyol sama-sama mengemas tiga poin setelah menang pada laga pembuka. Italia yang kebobolan gol cepat bereaksi dengan sempurna untuk menaklukkan Albania 2-1. Sementara Spanyol terlalu perkasa bagi Kroasia. Permainan menyerang nan efektif dari La Roja melumat Kroasia 3-0.
Dengan begitu, pemenang laga ini dipastikan akan lolos ke babak 16 besar. Kondisi yang membuat Spalletti tak mau tanggung-tanggung dengan hanya mengincar hasil imbang.
"Saat Anda bermain di Euro, semua pertandingan adalah final, semua pertandingan unik, semua pertandingan adalah sesuatu yang perlu diingat. Kami ingin memainkan gaya sepak bola yang sama seperti yang kami mainkan saat melawan Albania dan mengukur diri kami melawan salah satu tim terkuat di Eropa," kata pelatih 65 tahun itu.
De la Fuente melihat ada kemiripan antara Spanyol yang diasuhnya dengan tim besutan Spalletti. Ia merasa Spanyol sedang bercermin melihat dirinya sendiri saat membayangkan berhadapan dengan Azzurri.
Namun bukan persis tentang corak bermain Italia, melainkan bagaimana tim Italia edisi sekarang dibangun sebagai kekuatan sebesar Spanyol, yakni pelatih baru dan komposisi skuad yang didominasi pemain-pemain muda.