Sabtu 15 Jun 2024 15:33 WIB

Judi Online Menggerus Perekonomian dan Moral Bangsa

Daya beli masyarakat menurun imbas judi online.

Rep: Muhammad Nursyamsi/Frederikus Bata/Rizky Suryarandika/ Red: Satria K Yudha
Warga mengakses situs judi online melalui gawainya di Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/5/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Warga mengakses situs judi online melalui gawainya di Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena judi online (judol) semakin mengkhawatirkan. Maraknya transaksi judol berdampak negatif bagi perekonomian dan moral bangsa Indonesia.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, aktivitas judol tak sekadar buruk bagi aspek sosial maupun norma, melainkan juga dari sisi ekonomi. Eko mengatakan perputaran uang yang masif dari sektor judol tak memiliki efek apa pun dalam mendorong perekonomian Indonesia. 

Baca Juga

"Tentu saja judi online ini sangat merugikan perekonomian," ujar Eko saat dihubungi Republika, di Jakarta, Sabtu (15/6/2024).

Selain dari ekonomi secara makro, Eko menyampaikan daya beli masyarakat sebagai salah satu sumber daya penggerak ekonomi pun akan menurun imbas dari judol. Eko memastikan para pekerja yang kecanduan judol tidak akan mampu bekerja secara maksimal. "Judol membuat masyarakat tidak produktif," ucap Eko.

Oleh karena itu, Eko menilai upaya memerangi judol sudah tepat. Eko menyampaikan pembiaran atas aktivitas judol akan memiliki dampak besar dalam jangka panjang.  "Judol juga menyusutkan potensi likuiditas sektor keuangan bagi sektor riil," kata Eko. 

Maraknya judol juga berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Judol yang sebetulnya hanya sebuah “jebakan”, dapat membuat masyarakat yang berada di ambang batas kemiskinan, jatuh ke jurang kemiskinan.

Pemerintah melalui Menko PMK Muhadjir Effendy melontarkan wacana kontroversial, yaitu memberikan bansos bagi masyarakat yang jatuh miskin akibat judol.

Jangan diberikan bansos...lanjut baca>>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement