Sabtu 15 Jun 2024 05:50 WIB

Solusi Anies untuk Atasi Konflik Warga Kampung Bayam: Tinggal Berikan Kunci

Anies menilai penerapan aturan di lapangan harus dilakukan dengan cara baik.

Rep: Bayu Adji P / Red: Teguh Firmansyah
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan berpegangan tangan dengan Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas dan Sekretaris DPW PKB Mohammad Fauzi saat bersilaturahmi ke Kantor DPW PKB DKI Jakarta di Jakarta, Kamis (13/6/2024). DPW PKB DKI Jakarta secara resmi mengusung Anies Baswedan untuk maju sebagai calon gubernur dalam Pilgub DKI Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan berpegangan tangan dengan Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas dan Sekretaris DPW PKB Mohammad Fauzi saat bersilaturahmi ke Kantor DPW PKB DKI Jakarta di Jakarta, Kamis (13/6/2024). DPW PKB DKI Jakarta secara resmi mengusung Anies Baswedan untuk maju sebagai calon gubernur dalam Pilgub DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anies Baswedan telah menyatakan kesiapannya untuk menjadi calon gubernur (cagub) DKI Jakarta dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun berjanji untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada, salah satunya konflik warga Kampung Bayam. 

Anies mengatakan akan berjuang agar warga Kampung Bayam dapat memperoleh hak untuk dapat tinggal di Kampung Susun Bayam (KSB), kompeks Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara. Menurut dia, solusi untuk warga Kampung Bayam hanyalah tinggal memberikan kunci KSB.

Baca Juga

"Mereka hanya butuh diberikan kunci untuk masuk. Pilihannya sederhana, terlunta terkatung-katung di luar atau berikan kunci untuk masuk. Mari kita perjuangkan agar mereka masuk dan mendapatkan tempat di situ," kata dia di Kantor DPW PKB DKI Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (13/6/2024).

Ia mengakui, penyelesaian konflik warga Kampung Bayam harus dilakukan dengan mendasari konstitusi. Namun, penerapannya di lapangan juga harus dilakukan dengan cara yang baik.

Menurut Anies, negara melihat rakyat sebagai anak-anaknya, sehingga penyelesaian masalah yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Namun, apabila negara memandang rakyat miskin bukan sebagai anaknya, yang terjadi adalah kesewenang-wenangan.

"Kalau saja warga Kampung Bayam sedang berusaha dapat rumah kedua, ketiga, bolehlah transaksional kepada mereka. Tapi kalau pilihannya adalah kehujanan dan kepanasan, dan bisa masuk dalam, maka negara harus masukkan mereka ke dalam dan beri perlindungan," ujar Anies. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement