Rabu 12 Jun 2024 19:37 WIB

Pemkot Jaktim Imbau Panitia Kurban tak Sembarangan Buang Limbah Hewan Kurban

Membuang limbah hewan kurban sembarangan dapat mencemari lingkungan.

Hewan kurban (ilustrasi). Pemkot Jaktim mengimbau panitia kurban di wilayah tersebut tidak sembarangan membuang limbah hewan kurban agar tak mencemari lingkungan.
Foto: Antara/M Luthfi Rahman
Hewan kurban (ilustrasi). Pemkot Jaktim mengimbau panitia kurban di wilayah tersebut tidak sembarangan membuang limbah hewan kurban agar tak mencemari lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur mengimbau panitia kurban di wilayah tersebut tidak sembarangan membuang limbah hewan kurban agar tak mencemari lingkungan.

"Saat melakukan penyembelihan, limbah dari hewan kurban dikumpulkan dalam satu wadah," kata Wali Kota Jakarta Timur (Jaktim) M Anwar saat membuka Sosialisasi Tata Cara Pemotongan Hewan Kurban yang Halal dan Thoyyib di Ruang Pola, Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Rabu (12/6/2024).

Baca Juga

Dia mengatakan, mengumpulkan limbah dari penyembelihan hewan kurban itu demi memudahkan para petugas kebersihan yang mengangkutnya. "Sehingga limbah hewan kurban tidak mencemari lingkungan masyarakat," katanya.

Menurut dia, membuang limbah hewan kurban secara sembarangan, seperti ke saluran air dapat mencemari lingkungan sehingga berbahaya bagi masyarakat. "Saya tidak mau melihat lagi dibuang ke saluran, itu dampaknya ke lingkungan terutama ke balita, termasuk darahnya, jeroannya. Sebaiknya dimasukkan ke satu kantong, nanti petugas kami bisa mengangkat sampah-sampah tersebut," ujarnya.

 

Anwar pun mengingatkan agar penyembelihan hewan kurban dilakukan sesuai syariat Islam. "Pastikan pemotongan dengan baik, sesuai aturan yang ada, secara syariat Islam," kata dia.

Sosialisasi tata cara penyembelihan itu juga untuk memastikan hewan kurban yang akan dikonsumsi masyarakat sehat dan aman dari penyakit.

Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Timur Abdul Muiz Ali menjelaskan, tata cara pemotongan hewan kurban yang baik dan benar. Salah satunya diawali hewan kurban harus sehat secara fisik, tidak kurus dan tidak cacat permanen.

Kemudian, cara penyembelihannya saluran napas dan saluran makannya harus terputus dan dipastikan pisau sembelihnya pun tajam. "Kalau acuannya sertifikasi halal, yaitu mulai dari tempat, cara menyembelih, tidak ada terkontaminasi antara hewan yang tidak boleh dimakan. Kemudian kemasan dan sebagainya, itu yang dimaksud dengan halal dan thoyyib," katanya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement