Rabu 12 Jun 2024 07:32 WIB

Indonesia Sambut Langkah DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata Gaza

Indonesia mendesak pihak terlibat untuk mencapai gencatan senjata sesegera mungkin.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Massa menggelar aksi solidaritas bela Palestina di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Sabtu (1/6/2024). Aksi tersebut dalam rangka mengajak kepada seluruh masyarakat dunia untuk tidak acuh terhadap pembantaian dan pembunuhan massal yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina. Sejumlah massa terlihat mengibarkan bendera Palestin, atribut palestina serta poster bertuliskan All Eyes On Rafah. Selain itu, massa aksi menggemakan All Eyes On Rafah serta mengajak semua masyarakat untuk melakukan boikot semua produk Israel.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Massa menggelar aksi solidaritas bela Palestina di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Sabtu (1/6/2024). Aksi tersebut dalam rangka mengajak kepada seluruh masyarakat dunia untuk tidak acuh terhadap pembantaian dan pembunuhan massal yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina. Sejumlah massa terlihat mengibarkan bendera Palestin, atribut palestina serta poster bertuliskan All Eyes On Rafah. Selain itu, massa aksi menggemakan All Eyes On Rafah serta mengajak semua masyarakat untuk melakukan boikot semua produk Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyambut langkah Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza yang disusun dan diajukan Amerika Serikat (AS). Itu menjadi resolusi pertama Dewan Keamanan yang mendukung penghentian pertempuran antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina di Gaza.

“Adopsi Resolusi DKPBB 2735 (2024) terkait proposal tiga-fase gencatan senjata merupakan langkah yang sudah lama tertunda, namun penting untuk menghentikan kekejaman terhadap rakyat Palestina serta mewujudkan gencatan senjata segera dan permanen di Gaza,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI lewat akun X resminya, Selasa (11/6/2024).

Baca Juga

photo
Seorang perempuan memegang poster yang menyerukan gencatan senjata dalam sebuah aksi di Lisbon, Sabtu (10/2/2024). - (AP Photo/Armando Franca)
 

Indonesia mendesak semua pihak terlibat untuk mencapai gencatan senjata sesegera mungkin. Hal itu guna memastikan gencatan senjata yang langgeng, tersalurkannya bantuan segera bagi rakyat Palestina, serta membuka jalan menuju implementasi solusi dua negara.

Pada Senin (10/6/2024) lalu, Dewan Keamanan PBB berhasil mengadopsi resolusi gencatan senjata yang disusun AS. Rancangan resolusi disahkan setelah memperoleh dukungan 14 negara anggota. Sementara satu negara anggota lainnya, yakni Rusia, memilih abstain.

 

Terdapat tiga fase dalam proposal gencatan senjata yang disusun AS. Fase pertama mencakup gencatan senjata segera, penuh, dan menyeluruh. Hal itu diikuti dengan pembebasan sandera, termasuk perempuan, lansia, dan yang terluka oleh kelompok perlawanan Palestina di Gaza.

Pasukan Israel juga diserukan untuk menarik diri dari daerah berpenduduk di Gaza. Dengan demikian warga Palestina dapat pulang ke rumah dan lingkungan mereka, termasuk di wilayah utara. Proses pengiriman bantuan kemanusiaan juga dilakukan dalam fase pertama.

Sementara itu fase kedua akan mengakhiri permusuhan secara permanen. Imbalannya, kelompok perlawanan Palestina di Gaza harus membebaskan seluruh warga Israel yang masih disandera. Pada fase ini, pasukan Israel juga harus angkat kaki sepenuhnya dari Gaza.

Kemudian fase terakhir adalah dilakukannya reskonstruksi besar-besaran di Gaza. Konflik yang dimulai sejak Oktober tahun lalu diketahui telah menyebabkan berbagai infrastruktur di Gaza porak poranda. Sejauh ini lebih dari 36 ribu warga Gaza telah terbunuh akibat serangan Israel. 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement