Jumat 07 Jun 2024 15:32 WIB

Timnas Indonesia Gagal Menaklukkan Irak: Apa Kata Pengamat?

Timnas Indonesia kurang tajam dan membuat kesalahan tak perlu di lini belakang.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Pesepak bola Timnas Indonesia Shayne Pattynama bereaksi seusai Rafael Struick gagal mencetak gol ke gawang Timnas Irak dalam laga lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024). Timnas Indonesia kalah dengan skor 0-2.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pesepak bola Timnas Indonesia Shayne Pattynama bereaksi seusai Rafael Struick gagal mencetak gol ke gawang Timnas Irak dalam laga lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024). Timnas Indonesia kalah dengan skor 0-2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni mengidentifikasi dua kesalahan yang membuat timnas Indonesia menelan kekalahan dari Irak pada Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Pertama, kurang tajamnya pemain Indonesia dalam memanfaatkan peluang. Kedua, membuat kesalahan tak perlu sehingga Irak bisa menang 2-0 dalam laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Baca Juga

"Indonesia sebetulnya main cukup bagus. Khususnya di babak pertama di mana kita menguasai permainan dan menciptakan beberapa peluang," kata Bung Kus, sapaannya, ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (7/6/2024).

Sayangnya, lanjut Bung Kus, timnas Indonesia kurang tajam dalam penyelesaian akhir. Padahal, kalau peluang itu bisa dimanfaatkan, situasi pertandingan diperkirakannya bisa berubah.

"Kita juga masih sering bikin kesalahan sendiri. Khususnya di lini belakang yang memberi peluang lawan untuk mendapat kesempatan mencetak gol," ujarnya.

Bung Kus menegaskan, kombinasi kegagalan finishing dan kesalahan sendiri dalam bertahan membuat situasi berbalik. Babak kedua, Irak memanfaatkan situasi itu untuk balik menekan dan mengambil keuntungan.

"Lawan Filipina, situasi tersebut tidak boleh terulang. STY harus memperbaiki penyelesaian akhir, khususnya di lini depan. STY juga harus memperbaiki koordinasi dan komunikasi pemain saat bertahan. Jangan mudah panik sehingga berujung kesalahan sendiri," jelasnya.

Bung Kus mengingatkan penampilan meningkat dari Filipina yang tampil bagus saat kalah tipis 2-3 dari Vietnam. "Itu sinyal bahwa mereka kini tampil lebih bagus dengan banyaknya pemain baru yang berasal dari Eropa. Jangan remehkan Filipina. Namun saya tetap optimistis timnas Indonesia bisa mengalahkan Filipina jika STY bisa membenahi penyelesaian akhir para pemain kita," kata dia.

Pengamat lainnya, Kesit Budi Handoyo berpandangan mirip. Namun ia menambahkan aspek stamina dan fisik. Baginya, Irak lebih mumpuni dibandingkan timnas. 

"Begitu timnas gagal memanfaatkan peluang-peluang pada babak pertama, selesai sudah. Karena pada babak kedua Irak lebih mendominasi," kata pria yang baru terpilih sebagai Ketua PWI DKI Jakarta ini.

Para pemain timnas memang kerap kalah dalam duel satu lawan satu. Irak terlihat memiliki power yang lebih untuk memperebutkan bola. Saat menguasai si kulit bundar, para pemain kita juga sulit mencurinya karena kepiawaian mereka memproteksi bola. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement