Kamis 06 Jun 2024 12:08 WIB

Waspada Pengintaian, Kejagung akan Tembak Jatuh Drone Melintas Kompleks Adhyaksa

Penembakan jatuh drone untuk mengetahui aktivitas pesawat tanpa awak itu.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejakgung, Ketut Sumedana.
Foto:

Ketut menerangkan, penembakan jatuh drone tersebut bertujuan untuk mengetahui aktivitas apa yang dilakukan dengan menggunakan pesawat kontrol tersebut. Dari pengecekan tersebut, kata Ketut, akan diketahui, apakah drone tersebut punya tujuan yang dinilai membahayakan, ataupun memata-matai.
 
“Kalau misalnya sifatnya kita nilai membahayakan, kita akan bawa lapiran ke kepolisian, atau kita lakukan penelusuran,” begitu ujar Ketut.
 
Pada Rabu (5/6/2024) petang, Pengamanan Dalam (Pamdal) dan personel militer di Kejakgung menembak jatuh satu pesawat drone yang melintas di langit-langit Gedung Utama dan Gedung Kartika di Kejakgung. Gedung Utama, adalah gedung baru markas Korps Adhyaksa tempat Jaksa Agung ST Burhanuddin berkantor. Sedangkan Gedung Kartika sebetulnya kantor kerja Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Militer (Jampidmil) yang sementara ini, juga menjadi gedung kantor Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
 
Penembakan jatuh drone tersebut, karena belakangan sering berseliweran pesawat-pesawat kontrol jarak jauh yang mengitari kompleks Kejakgung dan Gedung Kartika pascaterungkapnya pembuntutan, dan penguntitan terhadap Jampidsus Febrie Adriansyah oleh Densus 88 Antiterorisme. Jampidsus Febrie Adriansya, bersama tim penyidikannya saat ini sedang menangani perkara korupsi penambangan timah yang merugikan keuangan negara Rp 300 triliun.  
 
Operasi memata-matai aktivitas Jampidsus Febrie Adriansyah itu, sempat berujung pada penangkapan satu anggota Densus 88 bernama Bripda IM. Dari penangkapan tersebut, terungkap misi ‘Sikat Jampidsus’ dengan menerjunkan 10 personel Densus 88 untuk melakukan profiling terhadap Jampidsus Febrie Adriansyah.
 
Dari penangkapan Bripda IM tersebut, juga terungkap seorang perwira menengah Densus 88 bernama Komisaris Besar (Kombes) MTK alias Pak T yang memberikan perintah penguntitan terhadap Jampidsus tersebut. 
 
Dari penangkapan oleh militer pengawalan Jampidsus itu, sempat terjadi insiden pamer kekuatan puluhan personel kepolisian berseragam hitam-hitam, bersenjata laras panjang, dengan mengendarai motor trail, juga kendaraan taktik lapis baja di kawasan luar kompleks Kejakgung. Dari sumber pengamanan dalam dan militer di Kejakgung, tercatat sudah tiga kali peristiwa yang diduga pengintaian menggunakan drone di kawasan Gedung Utama dan Gedung Kartika di dalam kompleks Kejakgung. Dari tiga peristiwa tersebut, dua drone berhasil ditembak jatuh untuk diperiksa aktivitasnya.
 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement