REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah) menggandeng Indonesian Fashion Chamber (IFC) dalam mengadakan pelatihan untuk umum yang bertajuk ‘X Fashion - Explore Your Passion in Fashion’ di Universitas Syiah Kuala (USK), Kopelma Darussalam, Banda Aceh, akhir pekan kemarin.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk menggali bakat dan potensi di bidang fesyen di kalangan pemuda Aceh. Acara ini juga bertujuan untuk menjaring 16 peserta yang akan dipilih lewat hasil karya design yang sebelumnya sudah dikirimkan lewat email Amanah. Setelah melalui proses interview bersama para mentor, peserta akan disaring lagi menjadi 11 orang terpilih. Peserta terpilih ini nantinya dapat mengikuti private class bersama para mentor pada tanggal 2 - 4 juni 2024 mendatang.
Sebanyak 500 peserta dari berbagai daerah, seperti Aceh Utara, Lhokseumawe, Pidie, Pulau Sabang, Aceh Tengah, dan Aceh Tamiang, turut ambil bagian dalam acara ini. Mereka menyambut baik dan antusias mengikuti pelatihan ini. Peserta diberi materi perkembangan industri fesyen, strategi menembus pasar global dengan wastra (kain tradisional) Aceh, memahami DNA brand dan trand forcasting, sustainable fashion hingga diajarkan marketing dan branding.
Para pembicara dari IFC, seperti Ali Charisma, Taruna Kusmaryuda, Riri Rengganis, Aldrie Indrayana, dan Ketua IFC Khairul Fajri, turut memeriahkan acara dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka dalam dunia fesyen. Mereka mengapresiasi kegiatan yang diadakan Amanah.
Khairul mengungkapkan harapannya agar anak muda Aceh dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dan berkembang dalam bidang fesyen. Terlebih menurut data sektor ekonomi kreatif Aceh, fesyen merupakan bidang ketiga paling diminati oleh anak muda di Aceh, serta duni fesyen menjadi pendapatan terbesar kedua di Indonesia saat ini.
“Kalau merasa dirinya anak muda Aceh yang berbakat, gabung ke Amanah dulu, akan ada banyak program bagus, khususnya di bidang fashion. Disana banyak ilmu menarik. Kalau sudah di fasilitasi, ambil kesempatan ini untuk terus belajar,” kata Khairul.
Sementara itu, Ali Charisma menekankan pentingnya mengangkat budaya lokal, seperti bordir dan batik Aceh dalam desain fesyen. Dia juga memberikan tips kepada peserta untuk tetap jujur pada kondisi budaya setempat, mengangkat budaya Aceh, menentukan target pasar yang tepat, dan konsisten dalam berkarya.
“Jadi tips and tricknya menurut saya itu, yang pertama harus jujur pada kondisi di tempat khususnya pada budaya Aceh. Kedua, mengangkat budaya Aceh, mencari target pasar yang tepat saya yakin banyak target pasar yang cocok dengan produk-produk Aceh, seperti batik, bordir dan tenun. dan yang terakhir adalah harus konsisten," kata dia.
Sementara Riri menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan untuk berbagi dalam acara tersebut. Menurutnya, kehadiran para anak muda adalah kunci dalam melestarikan budaya fashion di masa depan.
“Saya rasa tadi cukup berhasil untuk memberi kisi-kisinya secara terstruktur untuk teman-teman bisa membuka wawasan, agar mereka bisa menjadai fashion designer yang baik” ujar, Riri.
Salah seorang peserta, Afra Syahra Nabilah Azhar (23), menyatakan kegembiraannya atas banyaknya ilmu yang diperoleh dari para mentor dan narasumber.
“Kegiatan hari ini tuh seru banget, banyak ilmu yang dikasi para mentor dan narasumber dan part yang menarik hari ini itu mengenai pembahasan strategi fashion untuk pasar global dan memahami DNA diri kita sendiri,“ ucap Afra.