REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Militer Israel mengatakan tiga tentaranya tewas dalam pertempuran di selatan Gaza. Sementara tank-tank dan kendaraan tempur Israel melaju masuk ke dalam jantung Kota Rafah.
Pada Rabu (28/5/2024) militer mengatakan tiga tentara lainnya terluka parah dalam insiden yang sama. Tapi mereka tidak mengungkapkan detail lebih lanjut. Stasiun radio Israel, Kan, melaporkan mereka terluka akibat bom rakitan yang meledak di sebuah gedung di Rafah.
Israel mengabaikan perintah Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangan ke Rafah. Israel mengatakan operasi militernya di kota paling selatan Jalur Gaza itu untuk menumpas pejuang Hamas yang mereka yakini bersembunyi di sana.
Masyarakat internasional geram dengan serangan Israel ke Rafah yang kini sudah memasuki pekan ketiga. Terutama serangan udara Israel pada akhir pekan lalu yang memicu kebakaran dan menewaskan 45 orang di tenda pengungsi di Rafah.
Israel mengatakan mereka mengincar dua petinggi Hamas dalam serangan tersebut dan tidak berniat melukai warga sipil. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan terjadi "sesuatu yang salah yang berakhir tragis."
Militer Israel mengatakan mereka menyelidiki kemungkinan adanya senjata yang disimpan di area yang menjadi target serangan. Pada awal Mei lalu Israel memerintahkan sekitar 1 juta warga Palestina di Rafah untuk evakuasi.
Badan bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) sebagian besar pengungsi di Rafah sudah meninggalkan tempat tinggal mereka akibat perang yang kini sudah berlangsung selama delapan bulan. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan serangan Israel ke Rafah bukan operasi militer skala besar.