REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demi mendukung transformasi kesehatan di bidang sumber daya manusia (SDM) kesehatan sesuai arahan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Binawan menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi Semarang. Kedua belah pihak ingin meningkatkan keterampilan kerja sesuai dengan taraf internasional.
"Tentunya terima kasih untuk tim dari RSUP dr Kariadi sudah berkolaborasi dengan Binawan untuk meningkatkan mutu tenaga kesehatan Indonesia. Ini menjadi pilot project untuk program penempatan tenaga kesehatan di luar negeri, tidak hanya menempatkan tetapi juga melatih bahasa Inggris, skills yang sesuai dengan kualitas global dan mendapatkan eksposur dari luar negeri," ucap CEO Binawan Group, Said Alwaini di Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Menurut dia, misi utama Binawan tidak sebatas penempatan tenaga kerja profesional, melainkan juga meningkatkan kesejahteraan. Bahkan, misi besarnya adalah transfer of knowledge yang dapat membangun sistem kesehatan Indonesia yang jauh lebih baik dengan standar internasional.
Said menyebut, program capacity building diterapkan untuk tenaga kesehatan (nakes), khususnya perawat dan bidan. Dalam prosesnya, kata dia, nakes baru lulus akan melakukan on the job training selama 12 bulan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris beserta medical English agar dapat bersaing secara global.
"Upaya ini tentunya akan selaras dengan arahan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, yakni untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan mutu tenaga kesehatan di Indonesia," kata Said.
Ditargetkan 30 perawat dan bidan lulusan baru dapat mengikuti program di Timur Tengah, Eropa, Australia, Jepang, hingga Singapura. Direktur Utama RSUP dr Kariadi, drg Farichah Hanum menjelaskan, program kerja sama tersebut diharapkan tak hanya dirasakan oleh karyawan internal RSUP dr Kariadi saja, juga naker lulusan baru dan perawat di daerah Jawa Tengah untuk mendapatkan informasi dan pelatihan berstandar internasional.
"Harapannya lulusan tenaga kesehatan dari Indonesia sudah mulai terpapar dengan standar internasional, sehingga mereka bisa bersaing dengan negara-negara lainnya, dan ketika kembali ke Indonesia mereka akan membangun sistem tenaga kesehatan yang lebih baik," kata Farichah.