Jumat 17 May 2024 12:52 WIB

Dapat Atensi Kapolri, Casis Bintara Korban Begal Masuk Polri Lewat Jalur Disabilitas

Kapolri mengapresiasi keberanian Casis Bintara Polri itu melawan begal.

Kapolsek Kebon Jeruk Kompol Sutrisno mengunjungi korban pembegalan bernama Satrio di kediaman korban di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Rabu (15/5/2024).
Foto: Antara/Risky Syukur
Kapolsek Kebon Jeruk Kompol Sutrisno mengunjungi korban pembegalan bernama Satrio di kediaman korban di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Rabu (15/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satrio Mukhti (18), calon siswa (casis) Bintara Polri yang menjadi korban begal di Jakarta Barat, diterima masuk sebagai anggota Polri melalui jalur penerimaan untuk disabilitas.

Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo, di Jakarta, Jumat, mengatakan diterimanya Satrio mengikuti pendidikan Bintara Polri melalui jalur disabilitas atas perhatian dari Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

Baca Juga

"Sehingga Bapak Kapolri memberikan penghargaan kepada Satrio Mukhti, diterima sebagai anggota Polri," kata Dedi.

Mantan Kadiv Humas Polri itu menyebut, musibah yang menimpa casis Bintara Polri itu mendapat atensi dari pimpinan Polri. Menurut dia, Kapolri mengapresiasi keberanian Casis Bintara Polri itu melawan pelaku begal hingga mengalami cidera pada salah satu jari tangannya.

"Bapak Kapolri prihatin dengan kejadian yang dialami casis tersebut. Namun Bapak Kapolri pun bangga, casis tersebut memiliki keberanian melawan komplotan begal, dan casis tersebut tetap semangat ingin mengikuti rekrutmen," kata Dedi.

Peristiwa pembegalan itu terjadi pada Sabtu (11/5) di Jalan Arjuna, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Sementara itu, korban pembegalan Satrio menceritakan kronologi kejadian di mana awalnya dirinya hendak berangkat menuju lokasi psikotes Bintara Polri di SMK MI Pesanggrahan, Jakarta Selatan dari rumahnya di Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Saat tiba di Jalan Arjuna, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, ia mengaku diikuti oleh tiga orang yang mengendarai satu sepeda motor dan beberapa saat kemudian ia dibegal.

"Kena begal, untuk pelaku ada satu motor tiga orang. Awal tidak melihat dia bawa sajam (senjata tajam), jadi berantem pertama tidak membawa sajam. Sempat berantem satu lawan satu. Terus temannya yang tengah turun langsung mengeluarkan sajam (golok)," ungkapnya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement