Kamis 16 May 2024 19:51 WIB

WNA Diduga Gelar Ritual Erotis di Bali, Menparekraf: Itu Perbuatan Oknum

Menparekraf menggelar investigasi soal laporan ritual erotis di Bali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno
Foto: Republika/Havid Al Vizki
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan pihaknya sedang menindaklanjuti dan mendalami video warga negara asing (WNA) diduga menggelar ritual bernuansa erotis yang terjadi di Ubud, Gianyar, Bali.

 
Menparekraf Sandiaga di Jakarta, Kamis, menyatakan keprihatinannya terhadap praktik-praktik menyimpang di dalam kegiatan kepariwisataan yang menimbulkan rusaknya citra pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis adat bermartabat di Bali.

 

Baca Juga

“Saya katakan ini perbuatan oknum, karena dari kegiatan kepariwisataan ini dilakukan oleh segelintir atau sebagian kecil. Kami sudah langsung bertindak menginvestigasi, mengevaluasi dan melakukan rencana aksi,” kata Menparekraf.

 

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemprov Bali, aparat kepolisian dan imigrasi untuk menindaklanjuti video yang viral di media sosial tersebut.

 

Ia juga mengapresiasi Polda Bali dan Polres Gianyar yang telah bergerak cepat untuk berkoordinasi dengan imigrasi wilayah Bali dalam melakukan penyelidikan dan menindak tegas dugaan ritual menyimpang tersebut.

Sejumlah pemeriksaan dilakukan, baik dari segi keabsahan dokumen keimigrasian (izin tinggal, visa dan sebagainya), hingga izin kegiatan/keramaian.

 

Ia memastikan bahwa kegiatan di Bali yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisnus dan wisman serta mendorong pergerakan ekonomi, tetap diselenggarakan dengan perizinan yang sesuai norma dan peraturan yang berlaku di Bali.

 

“Kami berkoordinasi dengan Pemprov Bali juga dengan pihak kepolisian, imigrasi, dengan dukungan teknologi terkini, seperti face recognition, big data, untuk memastikan bahwa 'event' dan kegiatan di Bali ini harus sesuai dengan arsitektur dari pariwisata ke depan yang fokus kepada taksu Bali. Dan untuk Bali sendiri kita sudah banyak dibantu oleh pemangku adat, oleh bendesa, desa-desa wisata dan desa adat,” katanya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement